Siapa sih yang mau dighosting, tentu gak ada yang mau. Tapi kalau sudah dighosting gimana? Berdamailah dengan hal itu. Itu adalah saran saya atas pengalaman terbaik yang pernah terjadi.
Pengertian berdamai ini banyak bentuknya. Pertama adalah berdamai berdasarkan arti kata sebenarnya. Berdamailah dengan orang yang 'ghosting' dirimu. Kedua berdamai dengan masa lalumu. Sudah terlanjur terjadi, buat apa disesali atau mikirin hal itu terus?
Kita tidak bisa menghindar dari 'ghosting', tahu-tahu kita ternyata dighosting. Meskipun begitu, kita harus tahu bagaimana harus bersikap.
Apakah karena anggapan orang Jawa itu memang gampang terima segala hal cobaan ya. Tapi memang benar, jika segala yang sudah terjadi ya sudah. Ambil saja hikmahnya. Yang buruk jadikan pelajaran jangan sampai terulang.
Memang urusan hati itu susah - susah gampang sih. Apalagi gak ada obatnya urusan hati, sekali tersakiti ya bakalan membekas seumur hidup. Untuk itulah, kenapa lebih baik berdamai saja dengan masa lalu.
Toh, buat apa menyimpan kenangan marah karena dighosting. Tidak akan ada manfaatnya. Beda lagi nabung dan menyimpan uang di bank, pasti ada untungnya.
Ketika kita lebih bisa berdamai dengan masa lalu ini, rasanya akan lebih tenang. Sudah tidak ada lagi yang mengganjal atau ada sesuatu yang tertinggal. Anggap aja kamu gak pernah alami hal ini.
Seperti biasa saja ketika sebelum kamu dighosting seseorang. Ingat-ingat bagian itu saja.
Ketika part ini sudah bisa kamu terima, bagian tersulit selanjutnya adalah berdamailah dengan pelaku 'ghosting' itu.
Bagian ini mungkin banyak yang gak terima. Tapi percayalah, bagian ini adalah bagian paling terbaik yang pernah kamu lakukan.
Bahkan kamu bisa tertawakan bersama apa yang pernah terjadi. Tapi ingat, gak usah 'baper', karena ini mungkin membuatmu terasa mengenang yang sudah terjadi.