Masalah Gunung Gede-Pangrango yang kelihatan dari Kemayoran Jakarta Pusat, masih terus saja digoreng oleh media. Terbaru nyatanya foto itu merupakan asli, fix, valid, bukan tempelan.Â
Nyatanya, warganet dan media masih saja goreng itu agar masih hangat diperbincangkan. Bahkan beberapa warganet menuntut agar fotografer senior Kompas Arbain Rambey meminta maaf karena anggap foto itu tempelan.
Akhirnya, berita ditutup dengan permintaan maaf Om Arbain Rambey ke Ari Wibisono, sang fotografer Gunung Gede. Menurut saya ini gentlement banget bagi Om Arbain Rambey.
Padahal gak cuma Jakarta, di Surabaya kamu juga bisa melihat gunung yang gak kalah kerennya!
Salah satu hasil foto yang bisa menjepret ini adalah hasil karya foto Eko Ariswinarto. Dulu foto - foto hasil karyanya juga sempat ramai dan viral. Namun kenapa gak heboh seperti Gunung Gede?
Tentu banyak hal yang menyangkut hal ini. Seperti judul artikel saya ini, hanya masalah "mata" saja. Tergantung dari "mata" mana kamu mau lihat hal ini. Mungkin kamu masih terbelah di kubu A dan kubu B, tapi coba ihat dari sudut pandang lain.
Saya pagi tadi ketika sedang asik berada di dunia media sosial twitter, scroll ke bawah, ke bawah, hingga akhirnya membuka sebuah komik yang membahas tentang yang viral satu ini. Inti komik meme tersebut, tokoh utama mencoba memberitahu bahwa ini semua hanya soal "mata".
Pihak netijen jangan anggap ini bohong hanya karena tidak suka dengan tokohnya. Sedangkan pihak yang lain, jangan sesumbar ini jadi indikator udara bersih.
Dari postingan itu, jika dipikir - pikir memang benar, itu hanya masalah sudut pandang saja. Dari sudut mana kamu melihat, dari "mata" mana kamu pakai.
Jika dilihat dari "mata" sosial media, foto Gunung Gede kenapa jadi ramai, dikarenakan ada "politic issue" yang memang beberapa waktu minggu terakhir sedang panas.Â