Mohon tunggu...
tito_donnya
tito_donnya Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mencari Faktor X dengan Sedekah

13 Januari 2016   19:44 Diperbarui: 13 Januari 2016   20:21 3
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sedekah adalah pemberian seorang Muslim kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Sedekah maknanya lebih luas , karena sedekah bukan selalu berhubungan dengan harta dan kekayaan , melainkan dengan caara kita menolong orang lain tanpa meminta imbalan sampai hanya dengan memberikan senyuman kepada teman-teman kita sudah dikatakan sebagai sedekah.

Lalu apakah ada hubungan sedekah yang kita beri terhadap keberuntungan dalam kehidupan kita ? , tentu saja ada. Sebagai gambaran , saat ini kita hidup dijaman globalisasi , jaman dimana sudah tidak ada lagi batasan batasan atas pencarian informasi. Dengan berjalannya arus informasi yang sangat cepat merubah pandangan hidup kita tentang pendidikan. Banyak orang tua berbondong-bondong menyekolahkan anak nya kejenjang yang lebih tinggi , bahkan ada yang sampai ke luar negeri. Dampaknya tentu sangat positif terhadap generasi yang akan datang. Tetapi , setiap ada positif pasti ada negatif. Pencarian kerja yang sangat sulit karena saingan-saingan datang dari berbagai kalangan , terlebih lagi diberlakukan MEA di Indonesia.

         

          Melihat hal tersebut tentu saja factor x menjadi penentu seseorang dalam kesuksesannya , selain diikuti dengan kerja keras dan doa. Sebenarnya factor x dapat dicari tidak hanya melalui sedekah saja , tapi dapat dicari melalui berbaagi cara. Kenapa saya menggunakan sedekah dalam penentuan factor x kita? , sekedar sharing , saat ini penulis sedang dalam pendidikan di sebuah sekolah kedinasan yang sangat dikenal di Indonesia. Dilihat dari jumlah pendaftar nya dirasa sudah cukup membuktikan kalok sekolah kedinasan ini memiliki nama tersendiri di mata masyarakat. Dan tentu saja pendaftar ke sekolah ini bukan dari kalangan yang biasa saja .UGM, UNDIP , UPN ,UB,UNY , mahasiswa-mahasiswa dari kampus tersebut bahkan berminat untuk masuk kesekolah ini.

Sedangkan saya? Saya berasal dari Jogja ,kota pelajar yang penuh dengan universitas-universitas yang bagus. Saya berasal dari SMA yang dikatakan tidak terlalu berprestasi tetapi tidak terlalu buruk pula . setelah 3 tahun mengenyam pendidikan di SMA tersebut dan melalui UNAS yang sempat membuat teman-teman seangkatan saya senam jantung , akhirnya tiba lah awal perjuangan kita ,yaitu mencari tempat kuliah. Daftar sana daftar sini , tidak ada satupun kuliah negeri yang menerima saya. Hal itu membuat saya putus asa , terlebih mendengar kabar bahwa teman-teman saya sudah mendapat sekolah yang mereka impikan. Saya merasa tidak diterima di kota saya sendiri.

 Lalu ayah saya masih memberikan semangat kepada saya , beliau berkata “yowes le , saiki ojo putus semangat  , isih ono sekolah sek kudu tok cobo , golek o factor x sak akeh-akeh mu”. Setelah itu saya dan ayah saya mencoba bersedekah , karena kami pikir , setiap kebaikan yang kita berikan pasti akan dibalas dengan kebaikan lain. Akhirnya sekarang saya bisa masuk di sekolah ini , dan sampai saat ini saya heran kenapa bisa saya yang masuk kesini padahal otak saya bisa dibilang pas-pas an.

Itulah tadi pengalaman pribadi saya mengenai dahsyatnya sedekah yang membuat saya merinding jika memikirkan hal tersebut. Intinya berilah entah itu harta , tenaga , jasa kepada orang lain yang membutuhkan tanpa melihat nominal atau apapun . lakukan dengan ikhlas! Dan tunggu keajaiban apa yang diberikan Allah SWT melalui sedekah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun