Bank Syariah Indonesia didirikan dari hasil penggabungan atau merger tiga bank umum milik negara (BUMN): PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS), PT Bank BNI Syariah (BNIS) dan PT Bank Syariah Mandiri (BSM). Dimulai pada Oktober 2020 dengan ditandatanganinya Conditional Megaa Agreement atau CMA antara ketiga bank tersebut. Pembentukan Bank Syariah Indonesia (BSI) merupakan strategi pemerintah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat keuangan syariah dunia. Bank Syariah Indonesia memiliki izin resmi dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Baru pada 27 Januari 2021, izin untuk mencari BSI diberikan.
Termasuk dalam surat nomor SR3/PB.1/2021 tentang penerbitan persetujuan penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah menjadi PT Bank BRI Syariah Tbk dan persetujuan perubahan nama dengan izin usaha PT Bank BRI Syariah . Alhasil bank, Tbk memperoleh izin usaha atas nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Hasil merger ketiga bank tersebut diubah menjadi PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan simbol ticker BRIS. BRIS telah masuk dalam Indeks Saham BEI BUMN20 sejak Februari 2021. Pemegang saham Bank Syariah Indonesia adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 51,2%, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 25%, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 17,4%, DPLK BRI Syariah-saham 2%. 4,4% kepada masyarakat umum setelah merger. Bank Syariah Indonesia memiliki aset sebesar Rs 245,7 triliun setelah memperhitungkan total hasil tiga bank syariah. Sedangkan modal inti Rp 20,4 triliun.
Secara total, bank syariah ini merupakan salah satu dari 10 bank terbesar di Indonesia dalam hal aset. Selain itu, Bank Syariah Indonesia bertujuan untuk menjadi pemain global pada tahun 2025 dan menjadi 10 besar bank syariah di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar. Hasil merger ketiga bank syariah tersebut mempengaruhi banyak faktor seperti nasabah, karyawan dan masyarakat. Dampak Nasabah Penggabungan tiga bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia berdampak pada rekening nasabah. Dalam masa transisi, Bank Syariah Indonesia secara bertahap memulai proses integrasi. Salah satu proses yang dilakukan adalah migrasi rekening nasabah dari bank asal ke rekening Bank Syariah Indonesia. Periode integrasi akan dilakukan secara bertahap mulai 15 Februari 2021 hingga 30 Oktober 2021.
Tergantung integrasi dengan operasional cabang, layanan dan produk, nasabah akan dihubungi secara bertahap untuk pindah ke Bank Syariah Indonesia. Proses migrasi dapat dilakukan secara digital menggunakan aplikasi BSI Mobile atau langsung di kantor BSI. Migrasi akun juga dapat dilakukan melalui call center 14040, WhatsApp Business BSI, live chat Aisyah dan ATM. Pelanggan dengan deposito akan memenuhi syarat sampai jatuh tempo. Nasabah tabungan haji Mekkah yang belum menerima porsi haji Mekkah tetap dapat menggunakan rekeningnya untuk mendaftar haji Mekkah di kantor akuntan. Bagi pelanggan yang sudah mendapatkan bagian Ibadah Haji Mekkah, status pendaftaran di toko tetap ada pada saat pelanggan melakukan registrasi.
Setelah merger, e-commerce berbasis kartu seperti eMoney, Tapcash dan Brizzi akan terus tersedia. Tidak ada perubahan posisi saldo sebelumnya, cara pengecekan saldo, maupun cara pengisian saldo uang elektronik. Selama proses integrasi, nasabah tetap dapat menggunakan jaringan ATM masing-masing bank. Selain itu, nasabah dapat menggunakan ATM dari jaringan ATM yang bekerja sama (jaringan ATM Prima, ATM Bersama, GPN).
Oleh karena itu, mobile banking dan internet banking masing-masing bank akan tetap tersedia dan dapat diakses oleh nasabah. Nasabah tetap menggunakan mobile banking dan internet banking dari bank manapun. Selama masa transisi, terhitung sejak tanggal efektif penggabungan, Anda tidak perlu menukarkan kartu debit, rekening tabungan, atau kartu Hasana Anda. Barang-barang ini akan ditukar secara bertahap.
Ketiga kartu debit bank dan kartu Hasana saat ini akan terus berfungsi. Kartu Hasanah dapat terus digunakan untuk bertransaksi hingga nasabah menerima kartu pembiayaan baru dari Bank Syariah Indonesia. Dampak Karyawan Jumlah karyawan tetap di ketiga bank tersebut sedikitnya 18.734 orang. Secara spesifik, BSM memiliki sekitar 8.400 karyawan, BNI Syariah memiliki 5.723 karyawan (per 2019), dan BRI Syariah memiliki 4.611 karyawan (Hendri Tri Widi Asworo, 2020).
Presiden BSI Hery Gunardi mengatakan 40% dari sekitar 20.000 pegawai Bank Syariah Indonesia (BSI) di seluruh Indonesia adalah perempuan (Arif Hatta, 2021). Tidak ada Pensiun (PHK) bagi seluruh pegawai. Fakultas Senior LPPI, Mock. Amin Nurdin mengatakan peluang PHK besar-besaran tidak terlalu besar. Pasalnya, bank syariah yang menjadi calon mega-merger sangat efisien dan bank syariah di Indonesia masih membutuhkan banyak energi untuk mempersiapkan ekspansi bisnis ke depan. Staf BNIS dan BSM yang bergabung dengan bank baru akan terus merekrut mereka. BNIS dan BSM mematuhi semua peraturan perundang-undangan yang berlaku (Wareza, 2020). PT Bank Syariah Indonesia Tbk (IDX: BRIS), bank syariah terbesar di Indonesia, meluncurkan program pelatihan eksekutif (ODP) yang terbuka untuk orang-orang terbaik di Indonesia. Program ini bertujuan untuk merekrut orang-orang berbakat untuk mengambil alih manajemen Bank Syariah Indonesia di masa depan.
Berdampak pada Bank Sosial Syariah Indonesia (BSI) telah mencanangkan Program Literasi Ekonomi Syariah dengan tujuan memberikan pendidikan dan keterampilan literasi kepada masyarakat umum, ulama, dan generasi muda Indonesia. Hal ini disebabkan tingkat melek huruf masyarakat Indonesia yang baru mencapai 8% ekonomi dan keuangan syariah.
Program literasi ini bekerja sama dengan banyak pemangku kepentingan untuk meningkatkan keberhasilan program. BSI telah bekerja sama dengan banyak pemangku kepentingan dalam program ini, termasuk 21 perguruan tinggi di Indonesia, KNEKS, Ikatan Ekonomi Syariah Indonesia, dan Lembaga nonprofit Syafieq NU. BSI juga bekerja sama dengan ormas Islam untuk mengadakan seminar yang memberikan informasi tentang BSI dan pengetahuan tentang bank syariah. Small Business Bank Syariah Indonesia (BSI) terus menjadi pemangku kepentingan UMKM, termasuk efek langsung dan sinergis dengan Bank Himbara, melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan produk dan layanan keuangan syariah yang memenuhi kebutuhan UMKM. Saya akan mendukung Anda. pemerintah. BSI menargetkan porsi pendanaan UMKM sebesar 23% pada Desember 2021.
Keseriusan ini tercermin dari struktur kepengurusan retail banking dan keberadaan direksi yang khusus membawahi UMKM. Bank Syariah Indonesia telah menyusun strategi khusus untuk mendukung UMKM di Indonesia.