Mohon tunggu...
Titi Waluyanti
Titi Waluyanti Mohon Tunggu... Guru - Butiran debu

Writing for healing

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

27 Maret

27 Maret 2022   09:43 Diperbarui: 27 Maret 2022   09:44 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

27 Maret dua puluh satu tahun silam, seorang bayi perempuam cantik lahir. Dia adalah kamu. Kehadiranmu adalah harapan yang menjadi kenyataan. Kamu tumbuh sehat, ceria, dan pintar. Kamu lucu, sangat menggemaskan.

Kamu adalah kebahagian dan kekuatan bagi Ibu. Kamu adalah pelangi hidup bagi Ibu.

Ibu menyayangimu, Nak. Namun, ibu tak sempurna. Ibu tak bisa berlaku sebagai ibu yang sebaik-baik ibu. Ibu banyak salah dan kurang. Ibu tahu yang kamu rasakan. Ibu pun bisa merasakan yang kamu rasakan.

Bahagiamu adalah bahagia Ibu. Sedihmu adalah sedih Ibu.

Maafkan ibu yang pernah menoreh luka di hatimu. Maafkan ibu yang tak mampu menghapus luka itu. Ibu hanya mampu membalutnya dengan kasih sayang. Kamu pun merasakan itu, kan?

Nak, kamu begitu istimewa. Kamu cantik rupa dan cantik hati. Tak mampu Ibu lukiskan dengan kata-kata karena tak ada kata-kata yang tepat dan cukup untuk melukiskannya .  Semoga kamu selalu dalam penjagaan-Nya. Kamu dapatkan impian dan harapan-harapanmu.

Tetaplah menjadi pelangi untuk Ibu.

Perum GGI, Ahad, 27 Maret 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun