Mohon tunggu...
Titis Mutiara
Titis Mutiara Mohon Tunggu... Mahasiswa - Airlangga University

i need sleep

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pencegahan dan Penanganan Penyakit Mpox

2 Oktober 2024   20:51 Diperbarui: 2 Oktober 2024   22:41 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Monkeypox merupakan penyakit zoonosis akibat virus yang terjadi terutama di daerah hutan hujan tropis Afrika Tengah dan Barat. Mulai ditemukan di Amerika Serikat pada musim semi tahun 2003. Sebagian besar pasien dilaporkan telah melakukan kontak dekat dengan anjing peliharaan yang terinfeksi melalui tikus Afrika yang diimpor ke negara itu (Johan, 2019). Virus monkeypox ini mirip cacar, meskipun lebih ringan daripada cacar, namun virus ini lebih fatal. Penularan dari hewan ke manusia dapat terjadi akibat kontak langsung dengan darah, cairan tubuh, atau luka pada kulit atau mukosa pada hewan yang terinfeksi, selain itu juga dapat tertular melalui gigitan atau goresan, konsumsi daging hewan liar, atau kontak tidak langsung seperti melalui barang yang terkontaminasi. Sedangkan penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi akibat kontak yang berkepanjangan dengan sekresi saluran pernapasan dan luka kulit dari manusia yang terinfeksi atau benda terkontaminasi cairan atau luka pasien, dapat juga melalui droplet saluran pernapasan.

Ada pula tanda dan gejala jika terinfeksi Mpox. Infeksi dibagi menjadi dua periode, yang pertama ada periode invasi atau prodomal (0-5 hari) dengan gejala demam, nyeri kepala hebat, limfadenopati, nyeri punggung, mialgia, dan asthenia berat. Sedangkan yang kedua, yaitu periode erupsi kulit (1-3 hari setelah demam) dengan gejala muncul berbagai ruam dimulai dari wajah lalu menyebar ke area lain di tubuh. 

Melihat bagaimana Mpox menyebar dan gejala-gejalanya, tentu saja perlu langkah pencegahan dan penanganan yang harus dilakukan. Mulai dari yang paling sederhana, yaitu dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan yang baik. Cuci tengan secara teratur terutama saat setelah melakukan kontak langsung dengan orang lain, hewan atau setelah berada di tempat umum. Gunakan hand sanitizer berbasis alkohol jika sabun tidak tersedia.Yang kedua, yaitu dengan menghindari kontak langsung dengan hewan liar. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, Mpox dapat ditularkan melalui hewan liar seperti primata atau hewan pengerat. Hindari menangkap atau menyentuh hewan-hewan ini, terutama di daerah yang dilaporkan memiliki kasus monkeypox. Yang terakhir, dengan edukasi dan kesadaran diri. Tingkatkan pengetahuan tentang monkeypox, termasuk gejala yang ditimbulkan, cara penularannya, dan cara mencegah penularan tersebut. Edukasi masyarakat akan sangat membantu mengurangi kasus terinfeksi dan meningkatkan kesadaran akan risiko Mpox.

Ada juga langkah-langkah yang bisa kalian ambil jika sudah terinfeksi. Yang pertama yaitu dengan diagnosis dini. Jika sudah mengalami gejala seperti demam, nyeri otot, ruam mirip cacar, segera konsultasikan ke tenaga medis atau pergi ke rumah sakit terdekat. Diagnosis yang cepat dan akurat sangat penting untuk pengelolaan kasus. Selain itu, terkadang penyakit menular dapat menyebabkan stres dan kecemasan. Dukungan psikologis bisa saja dibutuhkan pasien dan keluarga yang terinfeksi virus ini. Begitu pula ketika kalian sebagai warga mendapati adanya kasus monkeypox yang terkonfirmasi, segera laporkan ke otoritas kesehatan setempat. Hal ini penting untuk membantu upaya pencegahan dan respons kesehatan masyarakat yang lebih luas.

Kesimpulannya, meskipun virus Mpox adalah penyakit menular yang berbahaya, bukan tidak mungkin untuk mencegah dan mengatasi penularannya. Dengan meningkatkan kesadaran, melakukan langkah-langkah penyebaran, dan merespons penularan Mpox secara tepat dapat mengurangi dampak dari penyakit ini baik untuk diri sendiri atau bagi masyarakat sekitar. 

KATA KUNCI: Kesehatan, Mpox, Pencegahan

Karagoz, dkk., Virus Cacar Monyet (Mpox): Klasifikasi, Asal, Penularan, Organisasi Genom, Obat Antivirus, dan Diagnosis Molekuler. Jurnal Infeksi dan Kesehatan Masyarakat, 16 (4), 531-541.

Lukito, J. I., 2019. Tata Laksana Monkeypox. Cermin Dunia Kedokteran, 46(8), pp. 504--509.

Rizk, J.G., Lippi, G., Henry, B.M. dkk., 2022. Prevention and Treatment of Monkeypox. Drugs, 8(2), 957--963.

           

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun