Generasi milenial  yaitu orang yang lahir kisaran 1980-2000 an .Maka dari ini berarti milenials adalah generasi muda yang berumur 17-37. Milenias sendiri dianggap spesial karena generasi ini sangat berbeda dengan generasi seblumnya aplalagi dalam hal yang berkaitan dengan teknologi.
Berdasarkan riset The Urbans Millenials tahun 2017, di Indonesia sendiri jumlah 255 juta penduduk terdapat 81 juta yang merupakan generasi milenials pertama kalinya di tahun 2020 indonesia mendapat fenomena bonus demografi memiliki jumlah penduduk usia produktif lebih besar daripada jumlah tidak produktif dan 50% dari usia produktif tersebut adalah generasi milenial.
Ditengah pandangan bahwa generasi milenial adalah generasi yang apatis terhadap politik, dunia justru sedang mengalami naik daunnya politik anak muda atau politik milenial terlepas dari apapun pandangan politik yang mereka yakini.Â
Generasi milenial berperan sebagai kelompok penekan memberikan tekanan kepada pemerintah dan berusahan untuk mempegaruhi kebijakan dan hasil pemerintahan melalui partisipasinya dalam pemilihan umum sebagai implementasi bentuk negara indonesia yang menganut sistem demokrasi
Pemilih pemula atau pemilih millenials diperkirakan mencapai 40% atau dengan kata lain 193 juta total pemilih 80 juta diantaranya adalah pemilih pemula jadi wajar saja jika pemilih millenial menjadi sangat menentukan hasil pemilihan umum pada 2019 lalu dengan memiliki karakteristik yang unik diharapkan generasi  muda ini tidak apatis.
Bagaimana seharusnya millenials berpartisipasi dalam politik?dalam era demokrasi politik adalah panglima segala hal yang menyangkut negara dan masyrakat selalu indentik dengan politik. Politik harus menjadi media menyuarakan kepentingan dan pendapat anak muda. Politik demokrasi dan pemilu harus menjadi sarang dalam menentukan pemimpim. Politik harus dimaknai sebagai partisipasi akif kita dalam menentukan arah bangsa.
Generasi muda sebagi agen perubahan harus mengawal proses transisi demokrasi kearah yang lebih subtansif yakni terlaksananya pemilu yang langsung bebas,jujur dan adil,untuk mengawal proses tersebut generasi muda dapat berkiprah sebagi penyelenggara peserta ataupun pengawas dalam proses penyelenggaraan pemilihan umum.Â
Generasi muda harus dapat tampil sebagai penjaga demokrasi menghormati hak dan kewajiban orang lain ,menghargai perbedaan pilihan dan tidak terjebak pada pragmatisme politik salah satu contoh kecil pragmatis politik adalah yang terjadi di pemerintahan permasalahan ini merupakan permasalan yang klasik misalnya dalam pengambilan keputusan yang merugikan masyarakat dari kepentingan pribadi korupsi, kolusi, nepotisme.
Jadi generasi millenials yang cerdas dalam menggunakan partispasi politik begini caranya seorang millenials harus menentukan pilihan secara rasional. Harus aktif,dalam berbagai proses politik mulai aktif partisipasi dalam pemilu,partisipasi politik yang berkualitas harus dibarengi dengan pandangan politik yang terbuka sehingga tidak mudah terjebak pada konflik yang memecah belah.
Perbanyak Referensisebagai millenial yang melek teknologi dan media maka partisipasi politik yang ada harus dibarengi dengan perbanyak referensi yang ada dalam menentukan pilihan ,jangan terjebak hoax di era millenial yang erat dengan penggunaan medsos jangan sampai generasi millenial terjebak pada isu/berita palsu apalagi menjadi produsen hoax.
Harapan kedepannya tidak ada generasi millenial yang tidak menggunakan hak pilihnya atau golput. Generasi milenial harus aktif dalam menyalurkan hak pilihnya karena millenial merupakan agen perubahan bangsa menjadi lebih baik dari sebelumnya
Hal ini semua bertujuan agar pemilih generasi millenial ikut berperan serta dalam penyelengaraan pemilu yang berkualitas dari waktu ke waktu,profesional dan memiliki kredibilitas yang dipertanggung jawabkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H