Mohon tunggu...
Titis antikasari
Titis antikasari Mohon Tunggu... Guru - Penulis adalah profesi utama yang setiap dari kita memiliki kemampuan tersebut

Menjadi sahabat untuk diri kita sangatlah mudah. Salah satunya menjadi seorang penulis. Menulis merupakan cara elegan untuk menjadi diri kita yang lain. Sahabat.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apakah Kamu Kesulitan Menulis Karya Ilmiah? Model C.I.N.T.A Pilihan yang Tepat.

28 Oktober 2023   09:58 Diperbarui: 28 Oktober 2023   10:02 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Secara teoretis keterampilan berbahasa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia  meliputi empat keterampilan, yaitu keterampilan mendengarkan, keterampilan berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis. Salah satu dari beberapa keterampilan berbahasa Indonesia yaitu keterampilan menulis. Menulis, acap kali menjadi hal yang sulit. Apalagi jika yang ditulis adalah karya ilmiah. Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang dipahami hanya sekadar proses pengungkapan gagasan atau cara berkomunikasi dalam bentuk tulisan, keterampilan menulis telah menjadi gaya dalam mengaktualisasikan diri, mengekspresikan diri, sarana untuk berkreasi. Di  sekolah, keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa  mampu  menulis dan menghasilkan suatu karya dalam bentuk tulisan. 

Dalam dunia pendidikan, jenjang SMK kelas XI, terdapat Capaian pembelajaran pada fase F yaitu menulis: Peserta didik mampu menulis gagasan,pikiran, pandangan, pengetahuan metakognisi untuk berbagai tujuan secara logis, kritis, dan kreatif. Peserta didik mampu menulis berbagai jenis karya sastra. Peserta didik mampu menulis teks refleksi diri. Peserta didik mampu menulis hasil penelitian, teks fungsional dunia kerja, dan pengembangan studi lanjut. Peserta didik mampu memodifikasi/mendekonstruksikan karya sastra untuk tujuan ekonomi kreatif. Peserta didik mampu menerbitkan tulisan hasil karyanya di media cetak maupun digital. 

Pada kurikulum merdeka, pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan santifik dan pendekatan berbasis teks. Siswa diharapkan mampu menyimpulkan sendiri tentang materi yang telah disampaikan oleh guru berdasarkan pemodelan teks. Salah satu model yang sesuai dengan kurikulum merdeka yang  menggunakan pendekatan  santifik  dan  pendekatan  berbasis  teks. 

Model CINTA merupakan perpaduan dari model induktif-kata bergambar dengan model sinektik. Perpaduan kedua model ini dilakukan untuk menghasilkan model yang lebih mengoptimalkan daya kreativitas menulis. Akan tetapi, aktivitas menulis tersebut tidak sekadar menulis kritis, tetapi kreativitas menulis yang membutuhkan berpikir kritis, kreatif, dan imajinatif.  

Model ini sangat tepat jika digunakan sebagai alternative lain bagi siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menemukan ide-ide pokok, mengembangkan menjadi paragraf, dan memberikan reward akhir. Selain perpaduan model pembelajaran di atas, model pembelajaran ini juga menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning yang memiliki tujuh komponen inti, yaitu (a) konstruktivistik, (b) tanya jawab, (c) masyarakat belajar, (d) inkuiri, (e) penilaian autentik, dan (f) refleksi. Model pembelajaran CINTA diambil dari akronim sintagmatik model yaitu Cermati, Investigasi, Narasikan, Telaah, dan Apresiasi. 

Salah satu media untuk model CINTA yang dapat digunakan oleh guru pada pembelajaran keterampilan menulis karya ilmiah yaitu Saran pendukung yang digunakan dalam pembelajaran dengan model CINTA adalah salindia interaktif, gambar utama, gambar puzzle, dan kartu kwartet bertema lingkungan hidup serta sosial yang dekat dengan kehidupan siswa sehari-hari.

Penggunaan model belajar  dengan sintakmatig sebagai berikut; Cermati, Investigasi, Narasikan, Telaah, dan Apresiasi (CINTA) untuk menigkatkan keterampilan menulis karya ilmiah kelas XI AKL 1 SMKN 1 Purwodadi. Penelitian ini untuk mengukur seberapa besar pengaruh penggunaan  Model CINTA yang dapat meningkatkan proses dan hasil belajar menulis karya ilmiah. Implikasi penelitian ini adalah penggunaan model belajar CINTA dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik, siswa aktif belajar dan bermain, santai merencanakan pembelajaran, bebas mengeksplor kemampuannya sambal berpikir secara luas. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun