Mohon tunggu...
Titip Elyas
Titip Elyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Menulis, membaca, traveling, dan bisnis/menarik dan energik/positif, indah, politik, sosial budaya, humaniora, kesehatan, bisnis, pengusaha, dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Cinta, Tantangan, dan Kepulangan: Syafri Koto Tuanku Sidi dan Perjalanan Hidupnya

24 Juni 2024   12:12 Diperbarui: 24 Juni 2024   12:18 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari Syafri Koto Tuanku Sidi 

Syafri Koto Tuanku Sidi lahir pada bulan Maret 1992 di Kampung Tangah, Nagari Padang Toboh Ulakan, kecamatan Ulakan Tapakis, kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ia tumbuh besar dalam lingkungan yang kental dengan tradisi Minangkabau yang kuat serta nilai-nilai keislaman yang dipegang teguh oleh masyarakat setempat. Semasa kecilnya, Syafri dikenal sebagai anak yang rajin, penuh semangat, dan tekun dalam menimba ilmu.

Perjalanan pendidikan Syafri mengantarkannya ke Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak. Di sini, ia menghabiskan masa remajanya, belajar berbagai ilmu agama dan pengetahuan umum, serta membentuk karakter dan jati dirinya. Tahun 2017, Syafri menyelesaikan pendidikannya di pesantren tersebut, meninggalkan kenangan manis bersama para sahabat dan gurunya, terutama Buya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa yang sangat dihormatinya.

Tidak lama setelah lulus, Syafri menikahi July Marlina, gadis asal Tiku, kabupaten Agam. Pernikahan mereka dilangsungkan dengan penuh kebahagiaan dan harapan akan masa depan yang cerah. Setelah menikah, Syafri dan istrinya menetap di Gasan Ketek, kabupaten Agam, di mana Syafri mengabdikan diri sebagai imam dan garin surau selama delapan bulan. Kehidupan mereka penuh kesederhanaan namun kaya akan makna, di mana Syafri setiap hari memimpin shalat dan memberikan ceramah keagamaan kepada masyarakat setempat.

Namun, hidup memang tak selalu berjalan mulus. Ketika Syafri dan istrinya memutuskan untuk merantau ke Malaysia demi mencari penghidupan yang lebih baik, mereka menghadapi hambatan yang tak terduga. 

Syafri ditolak masuk ke Malaysia di imigrasi Situlang Laut karena diduga memiliki kesamaan identitas dengan seorang buronan. Akibatnya, paspor Syafri diblacklist selama lima tahun. Istrinya, July, hanya diizinkan tinggal di Malaysia selama tiga hari, dan mereka akhirnya harus kembali ke Batam.

Di Batam, mereka hanya tinggal selama tiga hari sebelum memutuskan untuk pulang ke kampung halaman di Tiku, kabupaten Agam. Setelah seminggu menghabiskan waktu di kampung halaman, Syafri dan istrinya kembali merantau, kali ini ke Jakarta. Selama tujuh tahun di Jakarta, Syafri bekerja keras demi menghidupi keluarganya yang kini telah dikaruniai sepasang anak, laki-laki dan perempuan. Jakarta memberikan banyak pengalaman dan pelajaran berharga bagi Syafri dan keluarganya, meskipun kehidupan di kota besar tidak selalu mudah.

Pada suatu titik, Syafri merasa bahwa sudah saatnya untuk kembali ke kampung halaman dan menjalani hidup yang lebih tenang. Bersama istri dan kedua anaknya, ia pulang ke Tiku, kabupaten Agam. Kepulangan ini menjadi momen yang sangat berarti bagi mereka sekeluarga. Syafri merasa seperti kembali ke akar, ke tempat di mana semuanya bermula.

Hari ini, Syafri memutuskan untuk mengunjungi Pondok Pesantren Madrasatul 'Ulum Lubuak Pua Sungai Sariak. Ia ingin melepas rindu dengan Buya H. Zainuddin Tuanku Bagindo Basa, para alumni, dan santri-santri yang masih berada di sana. Kedatangannya disambut dengan hangat, mengenang kembali masa-masa indah selama belajar di pesantren. Syafri menceritakan perjalanan hidupnya kepada para santri, memberikan inspirasi dan motivasi untuk tetap semangat menuntut ilmu dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi cobaan hidup.

Syafri Koto Tuanku Sidi adalah bukti nyata bahwa dengan tekad, keimanan, dan dukungan keluarga, seseorang dapat melalui berbagai rintangan dan mencapai kebahagiaan sejati. Di tengah kehidupan yang terus berjalan, Syafri tetap menjaga silaturahmi dan mengenang tempat yang telah membentuk dirinya menjadi pribadi yang kuat dan penuh hikmah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun