Mohon tunggu...
Titip Elyas
Titip Elyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Menulis, membaca, traveling, dan bisnis/menarik dan energik/positif, indah, politik, sosial budaya, humaniora, kesehatan, bisnis, pengusaha, dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Susahnya Mencari Kerja Setelah Tamat Sarjana: Kisah Arkan

14 Juni 2024   18:10 Diperbarui: 14 Juni 2024   18:18 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi gambar dari Wawan Wardoyo 

Arkan, seorang pria berusia 33 tahun, dengan bangga menggenggam ijazah S1 Pendidikan dari salah satu kampus ternama di Sumatera Barat. Setelah lulus pada tahun 2023, dia memiliki harapan besar untuk segera mendapatkan pekerjaan yang layak sesuai dengan bidang yang dia pelajari. Selain ijazah, Arkan juga memiliki beberapa sertifikat keahlian yang dia peroleh selama masa kuliah, menambah kepercayaan dirinya bahwa dia adalah kandidat yang kompeten di dunia kerja.

Namun, kenyataan tidak selalu seindah mimpi. Setelah lulus, Arkan mulai aktif mencari pekerjaan. Sepuluh surat lamaran kerja sudah dia buat dengan cermat dan dia antar ke berbagai alamat perusahaan yang membuka lowongan. Dengan harapan besar, setiap hari dia memeriksa email dan menunggu telepon, namun panggilan kerja yang dinantikan tak kunjung datang.

Setiap penolakan atau tidak adanya balasan dari perusahaan yang dilamarnya membuat Arkan semakin frustasi. Meskipun memiliki pendidikan yang baik dan sertifikat keahlian, tampaknya persaingan di dunia kerja begitu ketat dan banyak faktor lain yang mempengaruhi penerimaan kerja, di luar kualifikasi akademis.

Di tengah kekecewaannya, Arkan mulai mempertimbangkan untuk membuka usaha sendiri. Ia melihat peluang di sekitar, seperti berjualan pulsa elektrik atau memanfaatkan platform media sosial seperti WhatsApp dan Facebook untuk berjualan online. Walaupun ini bukan impian awalnya, namun Arkan menyadari bahwa dia perlu melakukan sesuatu untuk tetap produktif dan menghasilkan pendapatan.

Sementara itu, untuk tetap sibuk dan membantu keluarganya, Arkan memutuskan untuk bekerja di bengkel tambal ban milik orang tuanya. Setiap hari dia membantu memperbaiki ban yang bocor, melayani pelanggan, dan mengelola operasional bengkel. Pekerjaan ini jauh dari apa yang dia impikan saat masih kuliah, namun Arkan menerima kenyataan ini dengan lapang dada.

Dari pengalaman ini, Arkan menyadari bahwa memiliki gelar S1 Pendidikan belum tentu menjamin pekerjaan yang layak. Ada banyak faktor yang mempengaruhi penerimaan kerja, seperti pengalaman, jaringan, dan mungkin juga faktor keberuntungan. Meski demikian, Arkan tidak ingin menyerah. Dia terus belajar dan mencari peluang baru, baik di bidang pendidikan maupun di luar itu.

Dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dia miliki, Arkan berencana untuk memulai usaha kecil-kecilan sambil terus mencari lowongan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya. Dia yakin bahwa setiap usaha yang dia lakukan akan membawa hasil, meski harus melalui jalan yang berliku.

Arkan tetap percaya bahwa kesuksesan membutuhkan waktu dan kerja keras. Dia tidak menyerah pada keadaan, dan selalu berusaha mencari jalan terbaik untuk masa depannya. Di tengah segala kesulitan, Arkan menemukan kekuatan dalam diri untuk terus berjuang dan mencari peluang, karena dia tahu bahwa keberhasilan adalah milik mereka yang tidak pernah berhenti mencoba.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun