Mohon tunggu...
Titip Elyas
Titip Elyas Mohon Tunggu... Jurnalis - Pengajar, pendakwah, wartawan, penulis, wirausahawan muda, dan bisnisman

Menulis, membaca, traveling, dan bisnis/menarik dan energik/positif, indah, politik, sosial budaya, humaniora, kesehatan, bisnis, pengusaha, dan jurnalistik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tulisan Bahasa Inggris dan Balasan Stiker

7 Juni 2024   07:34 Diperbarui: 7 Juni 2024   17:32 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ardi Mulis Tuanku Mudo 

Pada hari Minggu, tanggal 26 Mei 2024 pukul 09.03 WIB, grup chat majelis guru PPMU Lubuak Pua Sungai Sariak mulai ramai dengan pesan-pesan pagi. Seperti biasanya, Tuanku Da'i Ikhwar, seorang guru kitab kuning yang penuh semangat, mengirimkan pesan panjang dalam bahasa Inggris. Pesan tersebut berisi motivasi dan kata-kata bijak tentang pentingnya pendidikan dan peran guru.

"Good morning, esteemed colleagues! I hope you all have a fantastic day ahead. Remember, 'The future belongs to those who believe in the beauty of their dreams.' Let's continue to inspire our students and each other!"

Pesan Tuanku Da'i Ikhwar selalu penuh semangat dan inspiratif, namun tidak semua anggota grup merasa nyaman. Tuanku Ardi Mulis, salah satu guru yang lebih suka menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi, merasa risih. Banyak dari rekan-rekan guru yang kurang fasih dalam bahasa Inggris, dan pesan-pesan tersebut kadang membuat percakapan menjadi kurang efektif.

Setelah membaca pesan tersebut, Tuanku Ardi Mulis menghela napas panjang. Ia tahu bahwa Tuanku Da'i Ikhwar bermaksud baik, namun ia merasa cara ini kurang tepat untuk grup yang sebagian besar anggotanya lebih nyaman berbahasa Indonesia. Namun, ia tidak ingin menimbulkan konflik langsung.

Waktu berlalu dan suasana grup chat kembali tenang. Hingga akhirnya, pada pukul 12.58 WIB, Tuanku Ardi Mulis memutuskan untuk merespon dengan cara yang berbeda. Ia mulai mengirimkan sejumlah stiker ke dalam grup chat. Stiker-stiker itu bergambar hewan-hewan lucu yang menari, emotikon yang tertawa terbahak-bahak, dan karakter kartun yang mengedipkan mata.

Banjir stiker tersebut langsung menarik perhatian semua anggota grup. Mereka tertawa melihat stiker-stiker lucu itu dan suasana grup seketika menjadi lebih ceria. Beberapa guru lain ikut-ikutan mengirimkan stiker sebagai tanggapan.

"Hahaha, stiker-stikernya lucu banget, Pak Ardi!" tulis salah satu guru di grup.

Tuanku Da'i Ikhwar membaca pesan dan melihat stiker-stiker tersebut dengan senyum tipis. Ia memahami maksud dari Tuanku Ardi Mulis dan rekan-rekan guru lainnya. Mereka mungkin merasa pesan-pesannya terlalu formal dan sulit dipahami. Tanpa merasa tersinggung, ia kemudian mengirimkan pesan baru, kali ini dalam bahasa Indonesia.

"Selamat siang semuanya! Semoga kita semua tetap semangat dalam mendidik anak-anak kita. Mari kita saling mendukung dan terus menginspirasi."

Pesan tersebut langsung disambut positif oleh semua anggota grup. Suasana menjadi lebih harmonis, dan semua merasa lebih dihargai. Diskusi pun berlanjut dengan hangat, kali ini dalam bahasa yang lebih dimengerti oleh mayoritas anggota grup.

Hari itu, Tuanku Da'i Ikhwar belajar bahwa fleksibilitas dalam berkomunikasi sangatlah penting untuk menjaga keharmonisan dan efektivitas dalam sebuah kelompok. Sementara itu, Tuanku Ardi Mulis merasa lega karena bisa menyampaikan perasaannya tanpa menimbulkan konflik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun