Disini ada yang sering mengalami lupa nggak sih? Pasti semua orang pernah ya mengalami pengalaman lupa. Lupa didefinisikan sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami
Contohnya nih saat lagi ada ujian buat besok, pasti pada belajar kan dirumah. Terus besoknya waktu mau nge jawab soal yang ada di kertas ujian mendadak lupa, padahal inget banget tuh materinya udah pernah dibaca waktu kemarin. Atau kita punya adik yang masih sekolah dasar dan adik kita tanya nih tentang mata pelajaran IPA lalu kita ga bisa jawab padahal pernah mempelajari materinya. Apa jangan jangan ada nih diantara kalian yang mendadak enggak bisa ingat nama temen lama waktu ketemu.
Kira-kira ada yang tahu nggak sih kenapa kok bisa kayak gitu? Padahal kalau dipikir pikir kapasitas otak manusia sangat besar. Dikutip dari website sainspop seorang pofesor bernama Terry Sejnowski, profesor Institute Salk menyimpulkan bahwa manusia memiliki kapasitas penyimpanan sebanya satu petabyte (1 PB) yang kira kirasebanding dengan 1000 TB atau satu juta gigabyte (1.000.000 GB). Ukuran ini besar banget, bisa nyimpen drama korea tanpa perlu mikir kapan bisa habis. Tapi dengan memori sebesar itupun kok kita masih bisa melewatkan memori atau ingatan yang ada dalam otak? Okay langsung saja kita bahas.
Penyebab pertama, mengapa kita bisa lupa dalam mengingat adalah informasi yang sudah kita dapat tidak digunakan lagi atau disebut dengan Decay. Seperti saat kita mempelajari soal IPS di sekolah dasar dan kita mencoba mengingatnya lagi saat sudah berkuliah, apalagi jurusannya sangat bertolak belakang dengan materi tersebut, hal ini dapat menyebabkan memori yang sudah kita dapat menjadi sulit untuk kita ingat lagi.
Kedua, karena disebabkan oleh informasi yang kita simpan sudah terlalu lama dan terganggu dengan informasi yang mirip dengan informasi yang akan diingat atau disebut dengan interferensi, yang terbagi menjadi 2 jenis, yaitu interferensi proaktif yang berarti ingatan terganggung karena ingatan yang sudah disimpan lama menjadi penghambat untuk mengingat informasi baru yang kita dapat. Lalu ada interferensi retroaktif, yaitu saat kita mengalami kesulitan dalam mengingat informasi lama karena kita telah mendapat informasi yang baru.
Faktor ketiga yang menyebabkan kita mengalami lupa adalah karena diri kita sendiri yang sengaja melupakan karena kita merasakan dampak negatif saat sedang mengingat atau kita sangat traumatis dengan pengalaman tersebut sehingga diri kita sendiri yang berusaha melupakan. Seperti pengalama tsunami waktu kecil atau pengalaman traumatis lain yang mungkin setiap individu akan berbeda. Jadi apakah diantara kalian ada yang pernah mengalami hal itu?
Penyebab ke empat adalah karena tidak cukup isyarat atau pertanda saat sedang mencoba mengingat atau disebut dengan Cue Depending Forgetting. Nah seperti contoh tadi saja saat kita sedang ada ujian disekolah kita mendadak lupa dengan materinya, jadi kita masih belum baik dalam mengambil isyarat atau tanda yang sudah kita pelajari atau yang sudah kita dapat dan perlu memberi penekanan pada setiap isyarat yang didapat.
Faktor penyebab yang terakhir karena penyebab pengalaman hidup yang sangat menyakitkan dan akhirnya kita berusahan menekan rasa sakit itu hingga sampai ke alam bawah sadar dan hal ini dapat menyebabkan munculnya perilaku tertentu, hal ini disebut dengan Represi. Tapi hal itu justru tidak bagus ya, karena hal itu dapat menciptakan kecemasan yang lebih besar. Maka dari itu lebih baik kita berusaha melupakan atau menyelesaikan masalah yang sedang kita alami. Kita dapat belajar merelakan sesuatu yang memang sudah seharusnya untuk direlakan, dan melupakan hal yang memang sudah sepantasnya dan tidak perlu lagi untuk dipertahankan.
Nahh tapi sebelumnya ada yang tau enggak sih kalau ternyata dalam pandangan Islam juga membahas tentang lupa lohh.
Didalam Alquran terdapat banyak ayat ayat yang mendorong manusia untuk senantiasa mengingat Allah, salah satunya ayat yang berbunyi "Innama yatadzakkaru ulul albab" yang artinya sesungguhnya hanya orang-orang barakallah yang ingat. Bahkan Nabi yang diutus Allah pun ditugaskan untuk mengingat kaumnya kepada Allah SWT serta ajaran dalam Alquran. Dari sini perlu kita tahu bahwa pentingnya kita sebagai manusia untuk mengoptimalkan daya pikiran agar tidak mudah melupakan sesuatu, terutama dalam mengingat Allah SWT.
Menurut Abdul Mudjib kelupaan dapat dikelompokkan menjadi empat, yang pertama, lupa mengingat Allah, karena telah dikuasai setan (Qs. Al-Mujadalah/58: 16); kedua, mendustakan ayat-ayat Allah setelah beriman, sehingga menjadi lupa dari-Nya (Qs. Al-A'raf/7: 146); ketiga, karena kemunafikan, sehingga mereka telah lupa kepada Allah, maka Allah juga akan melupakan mereka (Qs. At-Taubah/9: 67); dan keempat, lupa karena ia mengikuti hawa nafsunya sehingga lupa kepada Allah (Qs. Al-Kahfi/18: 28)