Ia memutuskan untuk menulis tentang pertemuannya dengan Hamid tentang kopi, kehidupan, dan rasa syukur. Tulisan itu akhirnya diterbitkan dalam sebuah buku kecil yang ia beri judul  "Aroma Kopi dan Malaikat". Buku itu menjadi inspirasi bagi banyak orang, mengingatkan mereka untuk menemukan keindahan dalam momen-momen kecil kehidupan.
Meskipun Hamid tidak pernah kembali, Hasan merasa bahwa kehadiran pria tua itu akan selalu hidup dalam setiap tegukan kopi yang ia minum. Aroma kopi itu mungkin tidak benar-benar membuat malaikat beristighfar, tetapi bagi Hasan, aroma itu sudah cukup untuk mengingatkan dirinya untuk terus bersyukur kepada Allah dan berbuat lebih baik setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H