Mohon tunggu...
titin wijayanti
titin wijayanti Mohon Tunggu... -

baik hati,,, suka membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pemikiran Kritis, Kreatif Melalui Problem Solver

4 Desember 2011   11:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:51 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMIKIRAN KRITIS, KREATIF ANAK DAPAT TERBENTUK MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PROBLEM SOLVER

Macam-macam model pembelajaran yang dapat digunakan untuk mempermudah pesan yang akan disampaikan guru kepada anak didiknya. Untuk pembelajaran dapat optimal maka muncullah model pembelajaran yang disebut problem solver. Model pembelajaran problem solver yaitu, model pembelajaran dengan penyajian berupa permasalahan dan siswa menganalisis untuk menyelesaikan masalah. Melalui model pembelajaran ini maka akan terbentuk keseimbangan otak kiri dan otak kanan, yang sangat berguna di kemudian hari setelah anak didik selesai dari dunia pendidikan dan memasuki kehidupan dalam masyarakat.

Pembelajaran problem solver merupakan proses mental sebagai proses kognitif tingkat tinggi yang memerlukan ketrampilan lebih dalam menemukan dan membentuk pemecahan suatu masalah. Dalam problem solver anak atau siswa harus melalui beberapa langkah, yaitu: harus dapat merumuskan masalah, menganalisisnya, merumuskan hipotesis, kemudian mengumpulkan data yang telah dicari dari berbagai sumber. Kemudian adalah menguji hipotesis yang dibuat, dan selanjutnyamerumuskan rekemondasi pemecahan masalah.

Kegiatan pembelajaran ini memerlukan proses mental untuk dapat berpikir kritis, dengan kata lain berpikir lebih mendalam tentang sesuatu, misalnya “Mengapa bulan berbentuk bulat dan bersinar…?” . Pemikiran ini belum termasuk kritis yang temasuk pemikiran kritis yaitu, “ Mengapa bulan terlihat hanya pada saat malam hari…?” Dalam hal ini anak juga sudah melalui tahap kreatif karena dapat menciptakan pertanyaan bukan yang biasa ,harus melalui proses analisis, dalam memecahkan permasalahan ini tidak boleh melalui pemaksaan, jadi siswa belajar dengan kesadaran sendiri dalam menghadapi suatu permasalahan, di sini guru juga sudah menerapkan pembelajaran karakter tentunya karakter-karakter yang baik, untuk membimbing siswa menjadi siswa yang berkarakter kuat dan cerdas

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun