Tips Mengatasi Puting Luka
Beberapa waktu lalu daerah sekitar puting saya terluka karena gigitan bayi saya (Ale, 10 bulan) yang giginya baru saja tumbuh. Rasanya sakit luar biasa dari ujung rambut sampai ujung kaki, kekicir kalau orang Jawa bilang. Beberapa orang katanya sampai adem panas (demam). Puting luka akibat gigitan bayi bisa berupa lecet-lecet sampai luka menganga seperti sariawan. Nah, luka yang saya alami yang model seperti sariawan itu. Lebar, menganga dan timbul cairan putih seperti nanah. Setiap kali hendak menyusui jadinya mikir-mikir sambil menyiapkan mental menghadapi rasa sakit. Bayi pun merasa tidak nyaman melihat ibunya blingsatan nggak karuan menahan sakit. Saya pikir luka seperti itu akan sembuh dengan sendirinya. Ternyata tidak, semakin hari lukanya semakin menganga. Jika berhenti menyusui nggak tega sama bayinya. Di samping itu jika tidak disusukan, payudara akan bengkak, terasa sakit dan lukanya pun semakin menjadi. Jika dipompa, sakitnya juga sama saja. Hari-hari seperti itu saya alami selama kurang lebih 3-4 hari. Sampai kemudian saya tanya kesana kemari. Nah, berikut ini hasil dari berbagai informasi yang saya dapat dan saya kombinasikan dengan pengalaman saya.
1.Saya mendapat informasi untuk menempelkan daun sirih yang sudah diolesi minyak goreng, VCO atau minyak zaitun. Informasi lain menyebutkan, daun sirihnya dipanasi api dulu baru ditempelkan. Saya mencobanya. Hasilnya, selama kurang lebih 7 hari luka terasa lebih lemas tetapi luka tetap menganga dan cairan putih seperti nanah semakin banyak. Saya pun menghentikan pengobatan ini.
2. Saya juga mendapat informasi untuk memerciki luka dengan ASI. Oke, itu pun saya lakukan. Tapi saya merasa tidak terlalu mendapatkan hasil yang nampak. Luka tetap menganga. Jadi saya hanya melakukan itu beberapa hari saja dan kemudian menghentikannya.
3.Saya memperbaiki model menyusui. Awalnya saya merasa, model menyusui saya sudah benar, toh saya dan Ale selama ini merasa nyaman-nyaman saja sampai kemudian muncul insiden gigitan itu. Saya pun mengevaluasi lagi pelekatan mulut bayi ke payudara. Benarkah sudah benar? Ternyata saya masih kurang tepat. Saya katakan kepada bayi saya untuk bekerjasama dengan ibunya. Serta merta saya coba masukkan semua bagian areola (bagian gelap/hitam di sekitar puting) ke dalam mulut bayi. Awalnya si bayi megap-megap tapi setelah berkali-kali akhirnya dia terbiasa juga. Gigi bayi pun tidak mengenai daerah puting dan sekitarnya. Proses menyusui pun perlahan mulai terasa nyaman. Bayi pun tenang. Oke, satu masalah selesai. Proses ini bisa dilatih dengan posisi menyusui sambil duduk. Jangan melatih dengan posisi tiduran karena agak lebih sulit bagi ibu untuk mengendalikannya. Oh ya jika si bayi terasa mulai menggigit, katakan dengan tegas agar tidak menggigit,  payudara ibu bukan barang gigitan dan itu bisa menyakiti ibu.
4.Tapi luka masih menganga, itu masalahnya. Saya pergi ke apotek lihat-lihat obat. Ada krim  yang katanya untuk merawat puting. Saya lihat komposisinya, terbuat dari bunga camomile. Kata apotekernya itu paling aman buat bayi. Harganya sekitar 50 ribuan. Hemm, saya punya yang mirip-mirip dengan itu di rumah. Jadi saya tidak membelinya. Lalu saya melihat obat yang lain, gabungan antara gentamycin dan bethametason, harganya sekitar 90 ribuan. Oh, saya juga punya di rumah, jadi saya pun tidak membelinya. Jika memakai salep itu harus membersihkannya terlebih dulu sebelum disusukan ke bayi. Ya, masuk akal sih, kawatir ada sisa obat yang masuk. Saya pun pulang dari apotek tanpa membawa apa-apa. Hahaha...
5.Oke, di rumah saya punya salep yang biasa saya pakai untuk mengobati ruam di bokongnya Ale karena iritase popok. Kandungan utamanya adalah zinc dan allantoin yang membantu meringankan iritasi, vitamin E untuk nutrisi kulit dan canola oil untuk melembabkan. Awalnya saya agak ragu, tetapi baiklah saya akan mencobanya. Setiap habis menyusui saya oleskan salep tersebut di tempat yang luka dan sekitarnya. Hasilnya, sekitar 3 hari luka pun mengering. Saya pun meneruskan pengobatan dengan intensitas yang mulai jarang karena saya lihat mulai muncul kulit dengan jaringan baru yang menutup luka. Rasanya senang sekali.
6.Oh ya, pengobatan juga mengkombinasikan dengan pelibatan suami saya. Saya memintanya untuk mengelus-elus payudara yang luka. Tujuannya adalah menimbulkan rasa nikmat dan mengurangi rasa sakit.
7.Kesimpulannya: yang paling penting adalah memperbaiki pelekatan mulut bayi ke payudara setiap kali menyusui. Berikan salep untuk meringankan luka. Dan, tentu saja libatkan suami untuk berbagi beban.
Jika sejak awal saya menggunakan kombinasi pengobatan ini, mungkin tidak perlu berminggu-minggu saya menderita. Luka pada puting dan sekitarnya akan sembuh sekitar 7 hari saja. Selamat mencoba. Selamat menyusui dengan riang gembira.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H