Mohon tunggu...
Titin Yuningsih
Titin Yuningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Muhammadiyah Jakarta

Mahasiswa yang masih menempuh pendidikan di program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, sangat tertarik dengan sastra dan menjadi pewara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perpustakaan dan Kita

11 Januari 2023   08:03 Diperbarui: 11 Januari 2023   08:18 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Buku adalah jendela dunia dan membaca adalah jalan untuk menguasi pengetahuan tentang dunia, sedangkan perpustakaan sarana prasarana untuk kita dalam menjelajahi dunia lewat tulisan kata atau buku. Data UNESCO menyebutkan bahwasannya minat baca masyarakat Indonesia sangat memperhatinkan, hanya 0,001% atau dari 1.000 orang hanya 1 orang yang gemar membaca. Mengapa demikian, berarti masyarakat Indonesia mengalami krisis kebiasaan membudayakan cinta buku. Hal tersebut menjadi perhatian serius yang perlu kita benahi bersama. Perlu pengkajian mengapa masyarakat Indonesia di katakan tidak gemar membaca?

Alasan paling mendasar mengapa masyarakat Indonesia tidak gemar membaca ialah faktor lingkungan. Lingkungan sekitar merupakan faktor penting dalam kehidupan, kebiasaan diri seseorang secara tidak langsung dibentuk oleh lingkungan itu sendiri. Bagaimana orang tua dalam bertindak, teman sebaya dan sekitarnya melakukan sebuah kebiasaan. Di era serba instan ini, masyarakat Indonesia baik tua ataupun muda lebih memilih bermain dengan gadget dibandingkan berkecimpung dengan buku, lebih memilih bermain ke tempat hiburan dibandingkan perpustakaan, lebih memilih bermain game di phonsel dibandingkan membaca buku. 

James Baldwin mengatakan "anak-anak memang tidak pernah bagus dibidang mendengarkan orang tua, namun ingatlah bahwa mereka tidak pernah gagal untuk meniru orang tua" artinya ketika orang tua memberikan nasihat kepada anak untuk gemar membaca akan tetapi ia sendiri tidak melakukan hal tersebut, itu juga akan ditiru oleh mereka. Oleh karena itu perlu penanaman kebiasaan bukan hanya untuk anak tetapi juga untuk kita orang dewasa dalam membaca. 

Ajaklah anak untuk berkunjung keperpustakaan untuk menanamkan kecintaan mereka terhadap perpustakaan, setelah mereka sudah mencintai perpustakaan tidak menutup kemungkinan mereka juga akan mencintai isi dari perpustakaan itu sendiri (buku) dan hal ini bukan khusus untuk anak saja melainkan untuk kita semua.

Perpustakaan memberikan ilmu pengetahuaan yang tidak dapat kita cari sendiri di internet atau dari sumber-sumber lainnya yang menyulitkan dalam masalah akses. Perpustakaan menambah informasi melalui koleksi buku-buku terbaru seperti koleksi koran, majalah atau sumber lain yang menjadikan kita selalu mengetahui perkembangan yang maju. 

Karena aktivitas utama dari perpustakaan ini yaitu untuk menghimpun informasi dalam berbagai bentuk atau format untuk pelestarian bahan pustaka atau sumber informasi. Perpustakaan memberikan inspirasi seperti tugas sekolah atau kuliah, Lalu mengapa perpustakaan jarang dikunjungi oleh masyarakat Indonesia?

Perpustakaan yang baik adalah perpustakaan yang menyediakan bukan hanya buku bacaan saja, tetapi memperhatikan kelayakan buku, kebaharuan buku, kenyamanan membaca, ruang membaca, suasana dan kemudahan dalam mencari sebuah buku bacaan. Pelayanan dalam perpustakaan juga perlu diperhatikan untuk memberikan kesan yang bagus terhadap pengunjung, kecanduan pengunjung untuk terus datang kembali ke perpustakaan menjadi sesuatu hal penting yang harus diperhatikan dalam pelayanan.

Dalam menanamkan kecintaan membudayakan gemar membaca perlu kita lakukan sedari kecil untuk membentuk sebuah kebiasaan. Kebiasaan membaca perlu dilakukan secara berulang, dan menyangkut dalam bawah sadar kita. Kebiasaan juga menyangkut cara berpikir, hasrat, dan perasaan kita, yang terbentuk dari berbagai pengalaman di masa lalu. Sesibuk aktivitas yang kita jalani jika kebiasaan kita membaca buku terlebih dahulu makan itu akan terus kita ulang untuk memenuhi hasrat kita.

Salah satu tempat menanamkan kecintaan budaya membaca ini adalah perpustakaan. Sehingga tak heran jika di dalam perpustakaan mengandung unsur kekuatan yang dapat menghipnotis para pembacanya. Beberapa kekuatan perpustakaan adalah sebagai sumber harta karun, tempat mengenal berbagai pelosok dunia, sebagai sumber inspirasi, sebagai pusat informasi, sebagai sumper ilmu, sebagai magnetik kaum intelektual.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun