Mohon tunggu...
Titik Sulastri
Titik Sulastri Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia SMP N 1 PPU

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingkah Etika Berbahasa?

28 Maret 2023   10:40 Diperbarui: 28 Maret 2023   10:45 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://mediacerita.com/wp-content/uploads/2016/05/5-Tips-Cara-Berkomunikasi-Secara-Profesional.jpg

Terinspirasi dengan kata "maneh"dalam Bahasa Sunda yang artinya "kamu"menjadikan saya teringat dengan pemakaian kata ganti orang (pronomina persona) kamu, anda, engkau, aku, dan saya.

Sore itu, saya duduk di ruang tamu. Tiba-tiba anak saya yang berusia 10 tahun menghampiri sambil berkata," Ibu, aku boleh ke rumah teman sebentar aja kok," katanya sambil memelas. Belum saya menjawab, tiba-tiba di balik pintu kamar neneknya menjawab, "Eeh, Aminah kalau bicara dengan ibu jangan pakai kata aku. Harus sopan, pakai kata saya atau Aminah", jelas beliau sambil memunculkan kepalanya dibalik pintu.

"Bu, memang kata aku gak sopan ya?" tanyanya sedikit protes.

"Bukan tidak sopan atau salah tapi Aminahkan sedang bicara dengan ibu yang usianya lebih tua dari Aminah jadi sebaiknya menggunakan kata saya atau Aminah. Maksudnya untuk menghormati orang yang lebih tua," jawab saya memberi penjelasan.

Mendengar pertanyaan dari Aminah saya jadi teringat berita yang viral antara seorang guru dan pejabat gubernur di Jawa Barat.  Kata "maneh". Saya tersenyum sambil membelai rambutnya. Sikap saya tidak menyalahkan penjelasan neneknya dan juga pendapat Aminah. Saya teringat pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah. Kata aku dan kamu selalu diajarkan sebagai kata ganti orang. Kata aku dan kamu bukan berarti salah atau tidak sopan dalam penggunaan sehari-hari. Namun penggunaannya sebaiknya disesuaikan dengan situasi dan kondisi dengan siapa lawan kita bicara serta nilai rasa penggunanya.

Misalnya kata aku atau saya tidak mungkin tepat (bukan berarti tidak baku) jika kita gunakan untuk menulis karya ilmiah atau penelitian. Dalam karya ilmiah kata aku dan saya yang 

tepat dengan menggunakan kata penulis atau penyusun yang maknanya sama dengan kata penggati orang aku dan saya.

Kata aku dan saya dapat digunakan dalam menulis surat tidak resmi. Selain itu juga dapat digunakan dalam menulis cerita dan novel. Namun kata aku dan kamu tidak tepat digunakan dalam pemakaian penulisan surat resmi.

Demikian pula kata aku dan kamu (bukan berarti salah atau tidak baku) pemakaiannya juga selalu dikaitkan dengan nilai rasa (perasaan) atau kesopanan (etika berbahasa). Contoh ketika seorang anak berbicara dengan orang tuanya atau orang yang lebih tua menggunakan kata aku dan kamu maka bahasa anak tersebut tidak salah tetapi dianggap tidak atau kurang sopan. Hal itu karena dikaitkan dengan etika dan kesopanan berbahasa.

Contoh: "Kamu darimana? Tadi dicari Ibu".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun