Menyimak  Etno- Sains dari  Ritual Siraman Sedudo Masyarakat Nganjuk
Penulis Titik Ayu Sri Rahayu.S.Pd.SD, Mahasiswa S2 DIKDAS FIP UNESA
Prof.Dr. Suryanti,M.Pd, Dosen Pengampu Mata Kuliah Etnopedagogi  Berkelanjutan Di Pendidikan Dasar, S2 DIKDAS FIP UNESAÂ
Ganes Gunansyah,M.Pd. Dosen Pengampu Mata Kuliah Etnopedagogi  Berkelanjutan Di Pendidikan Dasar  S2 DIKDAS FIP UNESA
Â
Pengantar
Etnosains   merupakan   pendekatan pembelajaran   yang   memanfaatkan kearifan  lokal  sebagai  sumber/obyek pembelajaran yang dapat diintegrasikan ke dalam pembelajaran yang disajikan secara kontekstual( Leksono Mukti :2023).  Hal ini sesuai dengan konsep kurikulum merdeka dimana  pembelajaran harus dekat dengan kehidupan  peserta didik sesuai dengan konsep pembelajaran kontekstual dan memanfaatkan kearifan lokal sebagai sumber kekuatan dalam pembelajaran sekaligus identitas suatau bangsa. Dalam KUMER ( Kurukulum Merdeka ) value yang terdapat dalam kearifan lokal akan memberikan pengetahuan dan pengertian yang lebih kepada para peserta didik tentang budaya yang ada di masyarakat setempat.  Hal ini dapat memperkuat pencapaian karakter sesuai dengan profil seorang pelajar yang pancasilais.
Selaras dengan pemikiran tokoh besar  filosofi pendidikan  Indonesia, Ki Hadjar Dewantara bahwa pendidikan harus memperhatikan kodrat alam dan kodrat zaman anak. Kodrat alam  memberikan  makna potensi dan bakat yang dimiliki  hingga karakter lingkungan budaya daerah mereka. Lebih lanjut  Ki hadjar  Dewantara  menyampaikan pemikiran tentang asan trikon. Asas kontinuitas yaitu mengembangkan pendidikan yang dilakukan secara berkelanjutan dan berkesinambungan. Pendidikan harus berlanjut hingga sepanjang hanyat supaya kemampuan peserta didik dapat berkembang secara optimal, melalui intelektual, emosional, spiritual dan fisik. Asas konvergen yaitu menyesuaikan perkembangan pendidikan dengan mengambil dari bermacam-macam sumber yang kemudian diselaraskan sesuai dengan kebutuhan serta potensi yang sesuai dengan budaya yang ada di daerahnya. Asas konsentris dimaksudkan sebagai pengembangan yang dilakukan dalam pendidikan berdasarkan pada kepribadian yang ada pada dirinya. Tujuan yang paling penting pada gagasan ini yaitu untuk menuntun tumbuh kembang peserta didik dengan maksimal yang diselaraskan dengan karakter budaya sendiri (Habsy dkk, 2024).
(Suyono, 1985 : 133) dalam Wahyu Yuliana :2017 menyampaikan Ethnosains dalam kamus  Anthropologi, diartikan sebagai suatu studi  kebudayaan dengan cara pendekatan menggunakan pengetahuan yang sesuai  dengan kebudayaan Masyarakat yang dipelajari .
Mengapa etnosains  perlu dikembangakan dalam pembelajaran  baik secara konsep maupun aktualisasi ? pembelajaran dengan pendekatan etno  berbasis nilai luhur sebuah  etnik bisa dijadikan inovasi baik  sumber maupun media pembelajaran. Pendekatan Etnopedagogi mengakui bahwa budaya memiliki cara unik  untuk  menciptakan lingkungan belajar yang relevan dan bermakna.  Dalam kontek etnopedagogik, etnosains digunakan untuk  menemukan kekuatan  tradisi  tentang alam, tumbuhan, hewan, cuaca, dan fenomena alam lainnya.Â
Putra (2021 ) menyampikan  bahwa etnopedagogi pada pengembangan karakter di jenjang pendidikan dasar menjadi sangat penting karena pada usia anak-anak merupakan dasar dari pembentukan perilaku dan sikap yang terintegrasi dengan nilai di suatu wilayah. Etnopedagogi dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan sikap yang benar terhadap nilai suatu budaya bangsa (Rahmawati, Ridwan, Cahyana, & Wuryaningsih, 2020). Dengan melihat manfaat yang telah disebutkan, perlu adanya tindakan mengenalkan secara luas etnopedagogi sesuai kondisi kontemporer.