Mohon tunggu...
Titik Wulandari
Titik Wulandari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Pangan

Saya hanya seorang mahasiswa ilmu pangan yang ingin bisa menebar manfaat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Krisis Pangan di Indonesia dan Peran Saya dalam Bidang Pangan

13 Desember 2022   16:08 Diperbarui: 13 Desember 2022   17:18 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenalkan, nama saya Titik Wulandari atau biasa dipanggil Wulan. Saya adalah salah satu mahasiswa Magister Ilmu Pangan, IPB University. Saya berasal dari kota Padang, Sumatera Barat. Kota yang terkenal akan masakan khas daerahnya yaitu rendang dan tempat wisata Jam Gadang. Sebelumnya saya telah menyelesaikan pendidikan S1 di Prodi Biologi, Universitas Andalas. Jika mendengar nama Universitas Andalas, pasti akan langsung terlintas dalam pikiran mengenai kampus yang hijau, luas dan arsitektur bangunannya yang unik. Saya memilih mempelajari Biologi karena menurut saya Biologi seperti kotak pandora, tersimpan banyak misteri dan keajaiban mengenai kehidupan yang membuat takjub. Banyak hal dan pelajaran yang saya dapatkan dengan masuk ke dalam Prodi Biologi. Saya dapat mengetahui bagaimana proses yang terjadi di dalam sel tumbuhan, hewan, dan mikroba. Ketika mengamati bentuk dan pergerakan klorofil yang tidak dapat dilihat secara langsung, membuat saya semakin bersyukur akan kebesaran Allah Yang Maha Kuasa. Tidak membutuhkan waktu lama, kemudian saya menemukan hal yang sangat menarik yaitu Mikrobiologi.

            Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup yang tidak dapat dilihat oleh mata tanpa bantuan alat mikroskop. Ketika mempelajari mikrobiologi, saya merasa sangat bahagia dan ingin belajar lebih dalam. Perasaan seperti kepuasan setelah menemukan jarum dalam tumpukan jerami, saya merasa telah menemukan passion di dalam diri. Saya menjadi ingin lebih mempelajari dan mengaplikasikan mikroorganisme dalam berbagai bidang. Salah satu hal menarik mengenai mikrobiologi yang telah saya pelajari adalah pemanfaatan mikroba dalam menghasilkan produk makanan, minuman, dan juga pupuk. Aplikasi mikroba pada makanan yang pernah saya buat adalah yogurt, dimana terjadi proses fermentasi pada susu oleh bakteri asam laktat. Produk yang dihasilkan akan memiliki berbentuk susu yang menggumpal dengan cita rasa/ flavour dan aroma asam yang khas.

Yogurt memiliki manfaat kesehatan karena mengandung probiotik. Pembuatannya tidak terlalu sulit, hanya menyediakan bakteri probiotik sebagai starter dan prebiotiknya. Proses pembuatan yogurt yang pertama adalah menyiapkan ½ liter susu segar, 40 gr gula, 10 gr sirup jagung, dan 1 gr gelatin. Masing-masing bahan diaduk hingga larutan menjadi merata (homogen). Selain menggunakan susu segar, kita juga dapat menggunakan susu bubuk skim untuk pembuatan yogurt. Kemudian, susu dipanaskan di atas api kecil sambil diaduk sampai volumenya ± 2/3 dari volume sebelum dipanaskan dan didinginkan hingga suhu 45 oC. Disiapkan bibit/ starter Lactobacillus, setelah itu diinokulasikan 10 ml starter Lactobacillus ke dalam susu yang telah dipasteurisasi. Setelah itu, susu yang telah diberi starter diinkubasi dengan suhu ruang selama 12-16 jam. Selanjutnya, hasil yogurt disimpan pada suhu dingin untuk mempertahankan cita rasa, aroma, dan kandungan probiotik. Hal ini membuat interest saya bertambah untuk mendalami mikrobiologi, khususnya di bidang pangan.

Prodi Ilmu Pangan IPB University merupakan salah satu tempat yang terbaik untuk mempelajari lebih lanjut mengenai ilmu pangan. Banyak hal yang dapat diekspolarasi dalam ilmu pangan, salah satunya pangan fungsional. Di era modernisasi dan globalisasi, kebutuhan akan pangan seimbang menjadi perhatian penting. Kehidupan masyarakat perkotaan yang sibuk, penuh stress, dan lingkungan padat polusi akan mendorong timbulnya kebutuhan makanan yang tidah hanya mampu menyediakan zat gizi seimbang, tetapi sekaligus memberi manfaat melawan radikal bebas (antioksidan). Kebutuhan akan jenis pangan yang kompleks tersebut mendorong dilakukannya banyak penelitian mengenai pangan fungsional. Hasilnya banyak industri makanan telah menghasilkan produk suplemen makanan dengan menggunakan acuan pangan fungsional. Namun demikian, suplemen makanan berbeda dengan pangan fungsional. Suplemen makanan adalah kandungan esensial yang dikemas dalam bentuk tablet, kapsul, pil, sirup, dan sebagainya untuk melengkapi atau menambah kebutuhan akan nutrisi dan mikronutrien pada tubuh. Suplemen makanan masuk diantara kategori obat dan makanan. Meskipun dikemas dalam bentuk sediaan obat, tetapi suplemen makanan hanya berfungsi memelihara kesehatan atau mungkin mencegah penyakit (preventif) bukan menyembuhkan (kuratif) (Winarno dan Felicia 2007).

Beralih dari itu semua, Indonesia diprediksi akan mengalami krisis pangan di masa mendatang (Lemhanas RI 2022). Banyak hal yang dapat menjadi faktor penyebab krisis pangan. Menurut pengamat pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) Jaka Widada, krisis pangan ditandai oleh perubahan iklim yang tidak menentu, sehingga terjadi bencana alam seperti banjir atau kekeringan yang dapat mengakibatkan gagal panen. Hal ini akan mempengaruhi stok indikatif bahan pangan. Disamping itu, harga pupuk yang semakin mahal akan memicu kenaikan harga pangan dan meningkatkan jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan. FAO mengatakan bahwa kondisi indeks harga pangan telah mengalami kenaikan pada September dengan rata-rata 136,3 poin dimana harga pangan tetap 5,5 lebih tinggi dibandingkan tahun 2021. Pada akhirnya, yang terkena dampak dari kenaikan harga pangan adalah masyarakat miskin karena bertambahnya beban pengeluaran masyarakat. Hal ini semakin memperburuk angka kemiskinan di Indonesia. Mengutip World Population Review, Indonesia masuk dalam urutan ke-73 negara termiskin di dunia. Pendapatan nasional bruto RI tercatat US$3.870 per kapita pada 2020. Sedangkan berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2022 adalah 26,16 juta jiwa, dimana tingkat kemiskinan di Indonesia pada bulan yang sama sebesar 9,54 persen.

Kompleksnya faktor dan besarnya dampak krisis pangan menjadi salah satu alasan saya ingin menjadi peneliti agar dapat berkontribusi dalam ketahanan pangan di Indonesia. Ikut serta dalam menemukan inovasi atau subsitusi pangan yang dapat mencukupi gizi, penyuluhan, dan permbedayaan terkait pangan kepada masyarakat. Disamping itu, saya juga ingin ikut serta dalam mengkaji keamanan pangan terkait bahaya kimia, biologi, dan fisik yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat sehingga mutu pangan tetap terjaga. Selain menjadi peneliti, juga ingin menjadi seorang pengusaha di masa depan khususnya pada bidang pangan. Beberapa rancangan usaha yang telah saya pikirkan, contohnya adalah sayuran hidroponik. Dewasa ini, cemaran udara maupun air menjadi semakin meningkat. Banyak faktor penyebab cemaran tersebut salah satunya karna semakin meningkatnya jumlah kendaraan dan pabrik industri. Hal ini secara tidak langsung akan berpengaruh terhadap produksi pangan yang sehat. Penanaman sayur secara hidroponik akan menjadi alternatif dalam menyediakan pangan yang aman (terhindar dari cemaran berbahaya). Selain itu, hidroponik tidak memerlukan lahan yang luas dan mudah dalam perawatannya, karena hidroponik merupakan teknik budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah melainkan menggunakan air sebagai media tanamnya. Hasil hidroponik juga berpotensi untuk dijadikan komuditi ekspor dalam bidang pertanian karna memiliki nilai jual yang tinggi. Sayuran yang biasanya diekspor adalah selada, bayam, kangkong, kubis, dan wortel. Dengan demikian, harapannya saya dengan menjadi pengusaha dapat membuka lapangan pekerjaan baru dan ikut membantu dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. [diunduh 2022 Nov 01]. Tersedia pada: https://www.bps.go.id/indicator/23/192/1/persentase-penduduk-miskin-menurut-provinsi.html

Lemhanas RI-Krisis Pangan Semakin Mengkhawatirkan. [diunduh 2022 Nov 01]. Tersedia pada: https://www.lemhannas.go.id/index.php/publikasi/press-release/1721-krisis-pangan-semakin-mengkhawatirkan

Winarno FG dan Felicia K. 2007. Pangan Fungsional dan Minuman Energi. MBRIO Press. Jakarta

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun