Mohon tunggu...
Titik Nur Farikhah
Titik Nur Farikhah Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Diary

Berdamai dengan Diri Sendiri

4 Agustus 2023   22:25 Diperbarui: 4 Agustus 2023   23:09 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepenting apakah berdamai dengan diri sendiri? Jika kita mampu menikmati rasa sakit, rasa kecewa, sedih bahkan putus asa artinya kita mampu menerima keadaan diri artinya mampu berdamai dengan diri sendiri. Tak ada yang sempurna jika mencari kesempurnaan bahkan sesungguhnya di dunia ini tidak ada yang baik-baik saja. Masing-masing kita dihadapkan pada ujiannya sendiri-sendiri. 

Lalu, apa yang membuat hati terkadang tidak tenang? Bisa jadi karena apa yang menjadi ekspektasi kita belum atau tidak kesampaian. Bisa jadi karena kita sering membanding-bandingkan diri kita dengan orang lain atau bisa jadi karena kita abai dengan pencapaian yang sudah berhasil diraih meskipun itu jauh dari ekspektasi lalu enggan memberi apresiasi pada diri sendiri bahkan cenderung menyalahkan diri sendiri. 

Kalau hal itu yang terjadi saat ini, cepat-cepat menepi lalu bercermin. Pantaskah kita membenci diri sendiri lalu lupa bersyukur? Merasa diri gagal, kurang beruntung, bodoh, tolol dan sebagainya yang justru menyudutkan diri sendiri. 

Percayalah, takdir Allah tidak pernah salah. Itu hanyalah salah satu jalan untuk menjadikan kita kuat, ikhlas, sabar dan ridlo dengan segala ketetapan-Nya. 

Tengoklah kisah para Nabi. Adakah yang berkisah baik-baik saja dalam perjalanan hidup mereka? Semua Nabi pasti memiliki cerita hidup yang tidak mudah. Selalu saja ada ujian yang datang silih berganti. Perjuangan hidup para Nabi itulah yang menjadi teladan bagi kita semua. 

Jika Nabi saja yang sudah dijamin masuk surga mendapatkan ujian sebegitu dahsyat lalu pantaskah kita mengeluh, menggerutu, kecewa saat ujian menyapa. Justru saat itulah, sebetulnya kita bisa merasakan kehadiran Allah yang begitu dekat. Saat itulah kita merasa lemah tanpa pertolongan Allah. 

Yakinlah, Allah tidak akan menguji hamba-Nya di luar batas kemampuannya. 

Ujian hidup masing-masing orangpun berbeda satu sama lain. Jika bagimu ujian itu terasa berat artinya menurut Allah kamu mampu melewatinya. Yakinlah bahwa itulah tahapan yang harus kamu lalui dan kamu pasti mampu karena selepas ini akan ada bahagia yang tengah menanti. 

Allah akan ganti kesedihanmu, air matamu, kekecewaanmu dengan bahagiamu. Bisa jadi, Dia mengganti bukan di saat yang tercepat tapi di saat yang paling tepat. Hanya Allah yang tahu kapan waktu bahagia itu datang menghampiri. 

Tugas kita hanyalah sebagai khalifah di muka bumi. Tunduk, patuh, beribadah kepada Sang Khalik di sepanjang hayat kita hingga ajal menjemput. Karena sesungguhnya alur hidup kita sudah tertulis di lauhul mahfud sejak manusia dihembuskan ruhnya. Skenario itu sudah tersusun rapi karena Dialah Sang Sutradara sesungguhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun