Mohon tunggu...
Titik Nur Farikhah
Titik Nur Farikhah Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Humas Bukanlah Tukang Foto

28 Juli 2022   16:35 Diperbarui: 28 Juli 2022   16:38 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jabatan Fungsional Pranata Humas termasuk salah satu profesi yang cukup menarik dan menyenangkan. Tentunya sudut pandang ini linier bagi mereka yang memiliki jiwa jurnalis dan humanis. Selain dituntut untuk selalu tampil prima, juga dibutuhkan skill yang multi (multi talenta). 

Sosok humas atau lebih dikenal dengan public relations identik dengan seseorang yang familiar, humble, cerdas, dan adaptif.

Kendati demikian tidak sedikit yang memandang bahkan menganggap profesi humas hanyalah sebagai tukang foto dan  tukang membuat berita saja. Padahal jika memahami lebih dalam, tugas itu hanyalah bagian kecil dari ketugasan lainnya yang harus dilaksanakan.

Tidak bisa dipungkiri, stigma itu begitu lekat dan sulit dipisahkan. Tidak ada yang keliru dengan pandangan itu, namun perlu juga diluruskan untuk menjadi seorang profesional humas itu harus melalui pintu berlapis. Artinya, harus memiliki kompetensi yang sudah dibakukan dan wajib diupgrade setiap saat. 

Seorang profesional humas membutuhkan skill yang bisa diperoleh melalui pelatihan, workshop, seminar, bimtek bahkan tidak sedikit yang otodidak hingga akhirnya memiliki skill yang patut diperhitungkan.

Jenjang karir fungsional pranata humas tentu menjadi pilihan yang menantang bagi mereka yang benar-benar tertarik untuk menggelutinya. Terlebih saat tergabung dalam organisasi profesi dan berbaur dengan rekan-rekan yang sefrekuensi.

Ghirah untuk berkembang seolah menjadi napas dalam setiap langkahnya. Keinginan untuk terus meningkatkan potensi, semakin terbuka lebar manakala si empunya memiliki minat untuk terus bergerak. Bukankah sudah ditegaskan dalam firman-Nya, "Allah akan merubah nasib seorang hamba manakala dia merubah nasibnya sendiri."

Ayat ini menjadi pemicu, humas harus atraktif. Mampu meyakinkan kepada khalayak bahwa dirinya bukan hanya sebatas tukang foto dan tukang nulis berita. 

Tapi lebih dari itu, menganalisa berbagai isu yang merebak, menangkal berita hoax, mencerdaskan masyarakat dengan penyajian konten-konten yang mengedukasi hingga menumbuhkan kepercayaan masyarakat akan kredibilitas pemerintah dalam segala lini. Lepas dari berbagai habit para petinggi yang tidak sedikit yang serong.

Humas harus positif, objektif, inovatif, kreatif, edukatif, solutif dan responsif dalam segala keadaan. Untuk mewujudkannya, ia tidak bisa berjalan sendiri dalam relnya namun harus berkoordinasi, berkolaborasi dan saling bersinergi. Semangat menjadi humas sejati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun