Mohon tunggu...
Titik Nur Farikhah
Titik Nur Farikhah Mohon Tunggu... Penulis - Writer

Menulis adalah bekerja untuk keabadian

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Harkitnas, Bangkitnya Literasi di Tengah Pandemi

20 Mei 2020   21:53 Diperbarui: 20 Mei 2020   21:56 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap tanggal 20 Mei, kini genap berusia 112 tahun sejak lahirnya organisasi Boedi Oetomo 20 Mei 1908. Didirikan oleh dr. Wahidin Soedirohoesodo, organisasi ini bertekad memajukan pendidikan dengan cara membiayai pelajar-pelajar yang pandai tapi miskin. Tujuan inilah yan kemudian tercermin pada nama organisasi yakni Budi Utomo. Budi artinya kepribadian, sedang Utomo dimaknai luhur.

Untuk menggelar suatu pertemuan, mereka yang tergabung dalam organisasi ini harus mendanai sendiri dengan cara swadaya.  Pertemuan tersebut akhirnya terlaksana pada 20 Mei 1908. Sambutan antusias dari para pelajar dari berbagai daerah di Indonesia menunjukkan bahwa organisasi ini mempunyai ghirah luar biasa.

Ada semacam kerinduan untuk mengulang kembali suksesnya agenda pertemuan yang mampu membangkitkan semangat para anggotanya. Dan kini motivasi tersebut mulai menjangkiti para pegiat pendidikan. Di tengah pandemi Covid 19, pemberlakuan masa work from home justru membangkitkan semangat berliterasi para ASN khususnya guru yang bertugas di lingkungan Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta.

Patut disyukuri, kreativitas para guru tak pernah padam. Meskipun harus melaksanakan stay at home dengan pembelajaran online nyatanya antusiasme mereka untuk menorehkan karya dalam buku antologi malah semakin meningkat. Buku antologi yang tengah disusun dan sebagian telah terbit semuanya bernuansa inspiratif. Di antara buku tersebut, ada yang bermuatan puisi, cerpen, hingga essay. Selain buku antologi, tak sedikit yang berkarya solo.

Sebut saja, Etik Fadhilah Ihsanti Kepala MIN 2 Kulon Progo dinilai memang produktif dalam berkarya. Ia berhasil melahirkan tiga buku solonya selama masa WFH. Yang masing-masing berjudul Jejak Digital dari Jalan Daendels, Bisikan Mimpi dari Tanah Suci, dan Ditikung Cinta.

Lahirnya berbagai buku tersebut mendapat apresiasi dari orang nomor satu di Kementerian Agama DIY Drs. H. Edhi Gunawan, M.Pd.I. Artinya, pada masa work from home mereka mampu memaksimalkan waktu yang tersedia dengan terus produktif menghasilkan karya. Tentu manfaatnya bukan hanya untuk diri sendiri dan untuk saat ini tapi lebih untuk jangka panjang.

Patut diajungi jempol, bangkitnya dunia literasi di tengah pandemi ini menunjukkan semangat para guru untuk terus menyalurkan energi positif menebar kebaikan lewat tulisan. Walau lebaran sebentar lagi, aktivitas untuk terus menulis tidak pernah padam. Begitulah profil guru di lingkungan Kementerian Agama DIY.

Artikel ini menjawab tantangan event Kompasiana Satu Hari Bercerita Samber 2020 Hari 24 dan Samber THR dengan Misteri Topic III.

Yogyakarta, 20 Mei 2020

Titik Nur Farikhah

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun