Mohon tunggu...
Titik Nur Istiqomah
Titik Nur Istiqomah Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

my dreams, my longing, my tears, my what? -titilanduz

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Untuk Jagoan yang Berulangtahun Tanpa Roti

12 November 2014   18:02 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:58 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rabu, 15 Oktober 2014

Namanya Akhmad Maulana Yusuf. Kami panggil dia Nana. Hari ini, adik kami yang gendut ini berulang tahun. Menjajaki usia tujuh. Kemarin sore, dia dengan semangat sekali menelepon mbaknya di Jogja, mengingatkan agar tidak lupa dengan hari ulang tahunnya.

Katanya: “Mbak Titik, sesuk Nana ulang tahun lhoo. Tumbaske kue tart karo undangan ulang tahun, nggih. Ojo lali

Ah, sayang sekali, waktu itu yang ditelepon sedang tidak bisa bercakap lama-lama. Hanya sekedar menjawab: “Nggih siap. Nana pengen kado apa?

Kado kue tart karo kaos. Nana arep ngundang kanca-kancane Nana. ” Jawaban yang lugu. Aku yakin, malam ini, anak itu tidak bisa tidur karena membayangkan konsepan perayaan ulang tahunnya untuk esok hari.

Ibuk menambahkan di akhir percakapan: “Bathuk’e Nana mbenjol gedhe banget, diantub tawon. Mau malah ketubruk kancane, dadi infeksi tekan mripat.”

Oh Na, mendengar ini, mbakmu kehabisan kata-kata....

---

Dan hari ini, konsepan ulang tahun yang telah dibayangkannya tadi malam rusak sudah.

Kata Ibuk, tiga jam dia menunggu si pembawa kue dengan harapan cemas. Sampai jam 16.30, yang ditunggu tak kunjung datang. Undangan pun belum disebar karena memang belum ada yang bisa ditulisi. Pukul 16.45, dibantu ibuk dan mbak satunya yang di rumah, terpaksa dia membuat woro-woro secara lisan kepada teman-temannya untuk datang ke rumahnya. Jadilah, acara ini berjalan sangat mendadak. Dengan MC dadakan dan susunan acara sekenanya, permainan yang diulur-ulur, hingga lagu “Selamat Ulang Tahun” selesai dinyanyikan, si pembawa kue belum juga muncul ke permukaan. Alhasil, tidak ada bait lagu “Potong Kue” yang dinyanyikan. Tidak lilin yang bisa ditiup. Tidak ada potongan kue pertama untuk Ibuk. Beruntunglah, masih ada bungkusan jajanan dan nasi kuning yang bisa dibawa pulang teman-temannya yang sudah menyempatkan datang.

Begitulah alur ceritanya.

Dan pukul 17.35, tepat di saat teman-temannya baru saja beranjak pulang, bunyi sepeda motor yang sangat dikenalinya berhenti di depan rumah. Si pembawa kue akhirnya muncul, hanya saja waktunya sudah lewat. Melihat kotak di kresek putih yang digantungkan di stang sepeda motor mbaknya, dengan cemberut dia berkata:

Mbak Titik ki, rotine ditunggu ket mau.. nganti wis bubar ra teko-teko.”

“Mbak Titik minta maaf ya, Nana...”

“Nggih, ning ojo dibaleni meneh” jawabnya lalu. Beberapa tetangga yang kebetulan menyaksikan, tertawa mendengar keluhannya kepada mbaknya ini.

Aku tersenyum pasrah, meminta pendapat Ibuk lewat tatapan mata. “Wes ora popo, mengko rotine nggo foto keluarga wae, ” Katanya.

---

Kali ini, mbakmu benar-benar minta maaf. Karena keteledoran mbakmu ini yang telat membawa kuemu ke rumah kita, kamu jadi berulangtahun tanpa roti. Tapi percayalah, berkah ulang tahunmu ini tidak akan berkurang hanya gara-gara kamu telat meniup lilin ulang tahun.

Sudah berapa banyak do’a yang kamu kantongi, Na?

InsyaAllah, adik kami yang gendut ini akan menjadi jagoan Bapak yang luar biasa. Jagoan akan selalu hebat, bukan? Pun, kamu juga begitu.

Mbak yakin, kamu akan menjadi hebat dibandingkan mbak-mbakmu ini, asal kamu berusaha di atas rata-rata orang lain.

Kamu akan memiliki piala-piala sendiri yang lebih besar dari milik mbakmu, yang bisa kamu contoh untuk digambar setiap saat.

Dan sepanjang kau punya semangat, kamu bisa menjadi apapun, kamu bisa ahli dalam banyak hal tanpa harus duduk di kelas. Sehingga, tidak ada lagi kata-kata: “Mbak Titik, bijine Nana sing 100 ming sithik, kanca-kancane bijine 100 akeh tenan.”

Semoga seluruh doa untukmu dari ibu, bapak, teman-teman, mbak-mbakmu ini segera diijabah di waktu yang terbaik yaa.

Jangan lagi marah, menangis, atau membentak saat bapak ibu menyuruhmu untuk sholat. Tumbuhlah menjadi anak yang membanggakan ibu bapak.

Selamat ulang tahun, Jagoan. Jadilah baik dan semakin membaik J

Oh iya, dapat titipan do’a dari Mbak Oni, Mbak Anin, Mbak Pintan, dan Mbak Tri Handayani..

Ketunggeng, 15 ‎Oktober ‎2014, ‏‎22:01:27

Dari Mbak Titik, untuk jagoan harapan Bapak yang berulangtahun tanpa roti

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun