Seorang teman cerita kalau temannya mendaftarkan anaknya lewat jalur zonasi dengan pertimbangan kalau kuota untuk zonasi lebih banyak (50%), padahal rata-rata si anak tinggi. Ketika nama anaknya tereliminasi, jadi bingung. Mendatangi sekolah mau pindah jalur pendaftaran sudah tidak bisa lagi.
Itu sekilas cerita PPDB SMA di Banjarbaru. Bagus sih, ngga perlu desak-desakan seperti PPDB zaman saya dulu. Tapi ya ... PPDB dimana-mana selalu punya catatan merah. Harapan saya untuk sistem PPDB Online cuma satu. Semoga data jumlah daya tampung sekolah yang tertera pada sistem SIAP PPDB Online sama dengan data dapodik sehingga tidak ada kuota jalur gaib yang sering dimainkan oleh pengelola sekolah "nakal".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H