[caption id="attachment_104580" align="alignright" width="300" caption="sumber: hanumisme.wordpress.com"][/caption] Kau sergap aku dengan ciuman cintamu kuyakin kegelapan akan berlalu mengapa tidak kau congkel saja bola mataku aku tidak ingin memandang lagi ruhmu maafkan kebodohanku, karyaku makin membatu tak terurai sempurna ketika banyak hal terjadi, aku tidak mampu memahami aku terlalu lemah menahan sebabnya, aku buta, gelap gulita buta kekelaman, kekelaman yang memuntahkan seluruh penat dan letihku sebuah kemarahan harus kubasmi sampai mati suri kuingin merajut laba-laba berdarah dengan sebuah harmoni yang bisa merajuk bebas! menyanyikan lagu malaikat sorgawi di atas tujuh oktaf! mungkinkah? mengapa harus celaka menanti hadirnya inspirasi buta jepitan kalajengking berbisa makin menyenangkanku, nikmatnya!!! merobek dan menyayat jantung hati dengan sembilu tajam berbisa tujuh rupa juga seburuk roh kepahitan dan kepiluan yang telah kutelan sempurna dian menyelinap dalam murka "belajar" menerangi sebuah jalan sempit, tajam dan berbatu meninggalkan jejak-jejak berdarah yang tertoreh murka jahanam yang kubanting ke dasar samudera luar biasa janjiNya! jiwaku tetap mampu tersenyum, bertahan dengan manis mampukah bersujud lembut di atas yang terlarang.. dan maju terus karena meyakini sesuatu menjadi Sang Pemberani Cinta diatas segalanya dengan ingin memenangkan sebuah azas, mengatasi kelemahan diri memisahkan kebathilan dan sebuah rasa kasih yang berkasihan selalu ada tempat untuk berjuang bukan, sayangku?!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H