Mohon tunggu...
Titian Lay
Titian Lay Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Saya adalah seorang pribadi yang ceria, aktif, humoris, suka tersenyum, dan memiliki sahabat... Saya sangat cinta DAMAI....!!!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menyikapi Nasib Hidup Kita

27 November 2015   17:40 Diperbarui: 27 November 2015   18:21 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

 

Halo Good people..... hari ini kita berjumpa lagi. semoga selalu dalam keadaan yang luar biasa baik dan terberkati.

 

Saat sedang duduk-duduk di kampus, tiba-tiba terpikirkan oleh saya tentang nasib kita sebagai manusia yang hidup di dunia ini. Waktu kita diciptakan, kita sudah membawa nasib kita sendiri-sendiri untuk masa depan kita, entah itu nasib baik atau buruk. Nasib yang kita alami identik denga hal-hal yang tidak terduga atau kejadian yang tidak kita duga. Saat kita mengalami sebuah kejadian yang baik maupun buruk yang tidak diduga tersebut, sering kita berceloteh “Ya sudahlah memang ini nasib saya” atau “Sudah nasib saya menjadi orang yang beruntung”.

 

Apa sebenarnya yang dimaksudkan dengan nasib?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nasib adalah sesuatu yang sudah ditentukan oleh Tuhan atas diri seseorang. Nasib itu terdiri dari dua yaitu nasib baik dan nasib buruk. Nasib baik identik dengan keberuntungan dan nasib buruk sendiri identik dengan kemalangan.

 

Bagaimanakah nasib dapat terbentuk?

Berdasarkan pengertian di atas nasib dapat terbentuk karena sudah ditentukan oleh Tuhan. Saat kita diciptakan oleh Tuhan, Dia sudah memberikan kita semua nasib yang baik. kenapa begitu? Karena Tuhan adalah Mahabaik dan tidak pernah memberikan yang buruk untuk kita. Artinya saat kita diciptakan kita hanya membawa nasib baik. Lalu bagaimanakah nasib buruk dapat terbentuk? Nasib buruk terbentuk dapat terjadi karena ada beberapa alasan yaitu,

  1. Nasib buruk tersebut sebagai proses membantu untuk mendewasakan kita.
  2. Nasib buruk terjadi karena pikiran kita juga penuh dengan keburukan dan negatif.
  3. Nasib buruk terjadi karena kita melanggar peraturan atau larangan.
  4. Nasib buruk terjadi sebagai pembalasan atau karma terhadap perbuatan-perbuatan kita di masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun