Mohon tunggu...
Titi Warsiti
Titi Warsiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang yang simple, ceria dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gema Kehidupan

23 Februari 2011   23:02 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:19 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12985020511770044711

[caption id="attachment_90928" align="alignleft" width="300" caption="Gema Kehidupan, from google image"][/caption] Mungkin kita semua mengetahui mengenai fenomena gema atau sering dikenal dengan gaung yaitu pantulan suara yang membentur dinding atau sebuah permukaan. Pada waktu kanak-kanak hal ini sering dijadikan permainan yang cukup mengasyikkan saat kita berada di lembah, gua atau sedang berada di permukaan sumur. Tanpa disadari saat ini kita telah mengabaikan gema ini, entah sebab apa?, sesungguhnya gema ini adalah pelajaran berharga bila kita mau menyimaknya dengan baik, karena gema ini sangat 'jujur', bila kita mengeluarkan suara vokal "Aaaa" maka pantulannya-pun akan sama tidak ada yang dirubah sedikitpun. Lalu apa makna yang bisa kita petik dari gema ini buat pelajaran hidup kita? Ya...,  Allah SWT sudah banyak mengajarkan kepada kita selaku hambaNya melalui semua ciptaanNya yang ada, termasuk gema ini, tahukah bahwa sesungguhnya semua yang kita alami dan kita dapati dalam proses perjalanan kehidupan kita ini akan mengalami fenomena seperti gema ini. Anda boleh percaya boleh tidak, namun kenyataannya pastilah Anda akan mengalami fenomena yang diajarkan dari sebuah gema ini. Intinya semua pemikiran dan perbuatan akan kembali kepada kita seperti gema. Setiap pemikiran dan tindakan kita dalam hidup ini, cepat atau lambat pasti akan kembali kepada kita seperti gema, bila kita berbuat kebaikan maka kebaikan itu akan kembali kepada kita, namun sebaliknya bila kita melakukan kejahatan maka kita akan memperoleh kejahatan pula. Hukum alam tentang adanya aksi dan reaksi seperti pedang yang mempunyai 2 sisi, bisa membantu kita atau membahayakan kita, tergantung pada jenis dan perlakuan yang kita lakukan. Coba kita amati, bila kita berbuat baik, murah hati, senang membantu orang lain, maka gema yang kita terima cenderung akan menyenangkan hati, memberi dorongan untuk ingin berbuat lagi dan memberikan rasa puas, tapi sebaliknya jika kita berbuat jahat, melakukan perbuatan rendah/nista, mengambil keuntungan dari kesusahan orang lain, tidak adil dan tidak jujur dalam berurusan dengan orang lain, maka gema yang kembali akan mengulangi semua yang kita lakukan itu. Jadi kehidupan ini berjalan atas dasar hukum 'keseimbangan', 'memberi dan menerima', 'menabur dan menuai'. Apa yang kita berikan pada kehidupan akan kembali kepada kita, karena itu berikan yang terbaik, sehingga kita akan mendapatkan yang terbaik pula, namun bila sebaliknya jika kita memberikan sesuatu yang buruk, maka hal-hal yang buruk-pun akan terjadi dalam kehidupan kita. Hukum ini hampir berlaku disemua aspek kehidupan kita, contoh sederhana saja, bila kita melakukan hutan dan pepohonannya dengan tidak bijaksana dan adil, maka kita akan menerima akibatnya seperti banjir dan tanah longsor yang bahkan bisa membinasakan kita selaku manusia yang melakukan perbuatan yang tidak baik kepada alam. Demikianlah hukum alam berjalan. Oleh sebab itu berhati-hatilah dalam setiap kata, perbuatan dan keputusan Anda terhadap segala sesuatu, karena itu semua yang akan mengantarkan Anda pada kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan atau justru pada kehancuran. Apa yang sudah Anda lakukan dalam kehidupan Anda? Kebaikan atau Keburukan..., Hidup adalah pilihan, silahkan Anda memilihnya untuk kehidupan Anda dan "Gema Kehidupan" yang Anda lakukan akan kembali kepada Anda. Salam Kompasiana, Titi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun