Mohon tunggu...
Titi Warsiti
Titi Warsiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang yang simple, ceria dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Politik

Bangsa Kita Siap Menang tapi Tidak Siap Kalah, Aneh!

14 September 2011   23:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   01:57 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

[caption id="attachment_131358" align="aligncenter" width="506" caption="Mental Juara from google image"][/caption] Pagi ini aku mendengar berita melalui MNC TV dalam Lintas Pagi yang menyampaikan sebuah berita aksi demo massa di Pekan Baru Riau yang berkaitan dengan Pilkada Walikota yang sarat dengan banyak pelanggaran sehingga terjadi ketidakpuasan dari hasil Pilkada tersebut. Sepertinya kejadian seperti ini bukanlah hal yang baru di tanah air kita ini, aku menjadi bingung...?, mengapa setiap ada pesta demokrasi pasti akan ada demo dan protes dari hasil pemilihan pesta demokrasi itu, apakah memang bangsa kita ini memiliki 'mental' yang siap untuk menang namun tidak siap untuk kalah, dan penyakit ini tidak saja terjadi dalam ivent pesta demoktasi saja, namun terlihat juga dalam ivent olah raga seperti kekalahan TimNas dari Bahrain baru-baru ini hingga terjadi kekacauan di stadion Gelora Bung Karno (GBK). Ini sudah merupakan penyakit mental atau ada yang menggerakkan ya...??? Mengapa aku berpikir demikian? Kalau dalam Ivent olah raga biasanya kekalahan itu berkaitan dengan kesiapan mental, latihan yang kurang memadai dan tim official yang kurang profesional serta lain-lainnya sehingga kekalahan itu membuat para supporter kecewa dan bentuk luapan kekecewaan ini seperti aksi-aksi kekacauan yang sering kita lihat. Namun bagaimana kejadiannya dengan kekacauan yang timbul dari aksi demo massa akibat kekalahan dalam pesta demokrasi?, Apakah ada yang menggerakkan atau benar-benar rakyat tidak puas dengan hasil perolehan suara atau ada sebab lain yang terselubung seperti muatan politik yang nggak jelas itu? Analisaku sementara ini berpikir sebatas asumsi saja, sempat aku berpikir memang bangsa ini memiliki 'mental' yang kurang matang, siap menang namun tak siap kalah, mungkin dalam kaitannya pilkada disetiap daerah di tanah air ini yang sering berakhir ricuh dengan aksi demo, akibat dari kekecewaan para pendukung yang jagoannya (calon, red.) kalah. Perkiraanku ini mungkin disebabkan setiap kandidat calon yang ingin menjadi pemimpin itu sudah mengeluarkan dana/biaya yang tidak sedikit dalam kampanye pemilihan tersebut, dan harapannya adalah semua pengeluaran yang sudah dihabiskan itu harus dibayar dengan kedudukan jabatan yang diincarnya, sehingga bila tidak mencapai tujuan itu, maka bentuk luapan kekecewaannya diupayakan oleh massa pendukungnya untuk melakukan demo terhadap hasil pemilihan itu, sungguh ini memperlihatkan mekanisme cara berpolitik yang sangat tidak sehat, pantas saja Indonesia tidak pernah absen dalam kekacauan aksi demo disetiap pesta demokrasi. Dan bagaimana korupsi mau diberantas di tanah air ini bila cara berpolitiknya dengan uang seperti itu?, pastilah pejabat yang menang akan korup untuk mengembalikan dana yang sudah dikeluarkan dalam kampanye pemilihan itu, sungguh-sungguh memperihatinkan sekali keadaan dan kondisi seperti ini. Kapan ya Indonesia melakukan pesta demokrasi yang sehat dengan cara-cara berpolitik yang elegan seperti di negara maju? Benarkah analisaku bahwa bangsa ini memiliki 'mental' yang sakit?, siap menang namun tak siap kalah. Sungguh aneh! Salam Aneh, Titi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun