[caption id="attachment_132650" align="alignright" width="400" caption="Pola Pikir dan Pola Tindak serta Evaluasi, from google image"][/caption] Banyak sekali kejadian-kejadian yang terjadi dalam kehidupan sosial dimasyarakat kita yang berakhir dengan anarki (kekerasan), kekecewaan, ketidak-puasan dan lain sebagainya. Sebab yang paling mendasar dari semua masalah itu adalah 'pola pikir' dan diikuti 'pola tindak' yang salah, dan semua methode ini tidak saja terjadi secara perorangan, bahkan kelompok, mulai dari strata pendidikan rendah hingga pendidikan tinggi, dan dari segala lapisan masyarakat. Contoh nyata yang baru saja terjadi adalah tawuran pelajar yang setiap tahun terjadi, bukankah ini akibat dari pola pikir dan pola tindak yang salah dari perkembangan mental para pelajar yang sedang dalam fase mencari identitas diri, pola pikir yang salahnya antara lain, bila berani berkelahi maka itu ciri seorang satria sejati yang berani membela harga diri, dan setelah pola pikir salah ini diyakininya, maka bila terjadi salah paham sedikit saja maka pola tindaknya berkelahi dengan kekerasan sebagai andalannya, sekalipun nyawa taruhannya tidak dipikirkan semua akibatnya. Contoh lain juga sering terjadi di kalangan masyarakat dewasa seperti kita yang sudah mengaku terpelajar, bahkan seorang presidenpun melakukan hal keliru ini, yaitu selalu bertindak setelah ada akibat, artinya kita cenderung membudayakan 'problem solving' (penyelesaian masalah yang ada) ketimbang kebiasaan-kebiasaan yang berorientasi kepada upaya 'pencegahan'. Contoh nyata seperti para pejabat terkait yang membiarkan penggundulan hutan yang akhirnya memberi dampak banjir, atau masalah sampah yang selalu menimbulkan penyakit, sesungguhnya semua itu bisa dicegah dan diantisipasi dengan pola pikir yang benar dan pola tindak yang benar. Mungkin contoh-contoh diatas terlalu 'klise' untuk saya bahas, biasanya jawaban miringnya, seperti 'tidak tahu saja kalau bukan begitu ya bukan Indonesia Raya...' Baiklah kalau begitu bagaimana kalau saya kupas kesalahan pola pikir dan pola tindak  yang sering anda lakukan sendiri, namun tidak anda sadari. Ini sangat berkaitan dengan keadaan diri anda sendiri, pertanyaan pertama saya adalah, "Kapan terakhir kali anda memeriksakan diri anda ke dokter atau institusi kesehatan? Apakah terakhir kalinya anda datang itu untuk berobat atau untuk memeriksakan diri anda secara rutin seperti general check-up?". Sebagian besar dari kita semua, biasanya pergi ke dokter atau institusi kesehatan pasti karena akibat menderita sakit, sangat jarang yang datang untuk upaya mencegah agar tidak sakit (dengan medical check-up secara rutin). Ini-lah bukti yang pastinya sering anda lakukan, anda sakit dulu (akibat) baru datang untuk berobat (problem solving=menyelesaikan masalah karena sebab sakit), bukankah ini pola pikir yang salah dan pola tindak yang salah?. Coba bandingkan dengan kendaraan yang selalu anda pakai, motor atau mobil, setiap bulannya pasti anda lakukan perawatan rutin (service regular) dengan penggantian olie dan lain sebagainya, hal ini anda lakukan karena anda tidak mau direpotkan dengan kejadian mogok atau kendaraan itu merongrong kocek anda. Tapi sadarkah anda bahwa kendaraan itu terbuat dari 'besi' yang sangat kuat namun masih saja anda lakukan perawatan rutin sebelum mogok???, tapi bagaimana dengan tubuh anda yang terbuat dari sel/daging yang kekuatannya kalah dari besi, tapi anda lupa melakukan perawatan rutin, dan setelah sakit baru anda periksakan diri anda ke dokter, kenapa tidak diperlakukan seperti motor/mobil anda yang perawatannya secara teratur tiap bulannya tanpa harus menunggu mogok atau rusak dulu??? Apakah semua ini bukannya pola pikir yang salah dan pola tindak yang salah juga, yang sering anda lakukan dalan hidup keseharian anda? Mari coba kita benahi mulai dari diri kita sendiri, ajak keluarga dirumah dan meningkat ke lingkungan kerja anda dan seterusnya..., untuk kita mengupayakan perbaikan dan mengubah pola pikir dan pola tindak yang salah selama ini, yang mungkin tidak kita sadari. Salam Kesadaran, Titi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H