Sebagian teman-teman kompasiana pasti sudah mengenal saya karena sebuah kejadian yang sudah menerpaku, begitu banyak hujatan, makian, cercaan, cibiran, hinaan bahkan hardikan dari sekian banyak teman-temanku di kompasiana ini, karena adanya sebuah tulisan dari seorang kompasianer yang telah menelanjangiku dengan sangat hebatnya.
Awalnya sebagai manusia biasa saya sangat terpukul dan sangat kaget, sesungguhnya apa yang telah terjadi, sehingga saya diperlakukan seperti itu.
Mungkin salah satunya karena saya terpilih menjadi salah satu kandidat kompasianer favorit 2011 yang diadakan oleh kompasiana dalam ajang kompasianival untuk merayakan hari ulang tahun kompasiana ke 3.
Sekalipun sang penulis selalu berulang-ulang mengatakan dalam tulisannya, bahwa dia tidak bermaksud untuk menjatuhkan saya dalam ajang pemilihan itu, karena menurut penulis tujuannya untuk menegakkan kebenaran yang ia yakini.
Sesungguhnya bagi saya terpilihnya saya menjadi salah satu kandidat tidak harus membuat saya menjadi ingin menang dan terpilih, karena saya sangat menyadari ini semua hanya bentuk perayaan dalam hari ulang tahun kompasiana saja, jadi saya tidak mengharapkan untuk menjadi kompasianer terfavorit.
Memang banyak tujuan seseorang untuk bergabung di Kompasiana ini, ada yang ingin berbagi kebaikan dan menambah banyak teman dan sahabat, namun tidak sedikit yang bertujuan menciptakan permusuhan dengan membuat tulisan yang nadanya menghasut bahkan ada yang mengemasnya sebagai tulisan yang menjelaskan sebuah kebenaran yang sangat diyakininya.
Apapun tujuannya ini sangat bergantung dari nawaitu sang penulis. Karena perlu disadari bila kita tidak hati-hati dan cermat dalam menulis, maka tulisan kita itu bisa saja menjadi 'sumber dosa' yang tak terkira besarnya dan secara otomatis juga menjadi sarana paling baik memindahkan 'pahala' kepada pihak lain.
Mengapa saya menyampaikan pemahaman ini?, sungguh dapat kita amati bahwa penulis yang sudah menelanjangi saya dalam beberapa artikel tulisannya, dari tulisannya itulah maka yang ikut membaca dan ikut terhasut dengan provokasinya, maka ia sudah sangat sukses mengajak pembaca untuk ikut menciptakan dosa bagi diri mereka masing-masing.
Karena dari satu tulisannya itu, maka akan tercipta banyak sekali tulisan lain yang juga ikutan menghujat dan menelanjangi saya, dan jelas terlihat sekali begitu mudahnya tercipta dosa secara berjamaah dalam sekian banyak tulisan yang ikut meramaikan hujatan terhadap diri saya.
Banyak sekali yang meminta saya untuk mengklarifikasi siapa sesungguhnya saya ini, dan banyak yang meminta saya untuk menjelaskan semuanya, tapi saya sadar buat apa saya menjelaskan semuanya kalau nanti justru menjadi boomerang bagi saya sendiri, lagi pula saya bukanlah siapa-siapa, bahkan Rosululloh sendiri banyak sekali yang tidak menyenangi Beliau dan juga banyak mendapati hinaan, cacian, makian, cibiran, cercaan dan lain-lain, karena yang melakukan itu semua tidak mengenal siapa Rosululloh itu, Namun saya bukan siapa-siapa, jadi tak perlulah saya dikenal oleh semua pembaca.
Kalaupun ada kesalahan saya dalam setiap tulisan yang saya buat, saya minta maaf, karena seingat saya semua tulisan saya tidak memuat SARA atau bermaksud untuk membuat pihak lain merugi, tulisan saya hanya berbagi pemahaman saja, kalaupun itu juga dianggap masih salah, saya sekali lagi memohon maaf.
Kalaupun ada salah satu tulisan saya yang memuat kekaguman saya atas semua kebaikan seseorang, tidak ada sama sekali tujuan untuk merugikan pihak manapun, hanya tujuan murni karena kekaguman saya itu kepada pribadinya yang luhur, karena kebaikan beliau sudah sangat saya rasakan, karena sejak saya tamat SMP hingga kini beliaulah yang membimbing jalan hidup saya dan telah mengangkat saya menjadi seperti saat ini, salahkah saya menuliskan sebuah kekaguman kepada seseorang?
Sekali lagi tulisan saya ini bukan sebuah klarifikasi, hanya sebuah ungkapan untuk saling mengingatkan, janganlah kita berbuat dosa dari tulisan kita, karena bila kita cermati tulisan yang kita postingkan bisa juga menjadi mesin pencetak dosa bagaikan mesin pencetak keuntungan dalam sebuah bisnis MLM.
Dari sebuah tulisan yang memuat hujatan buat saya, maka yang lainnya juga membuat tulisan serupa dan masuk dalam sebuah pesta dan eforia dalam menciptakan sebuah kepuasan 'semu' yang sesungguhnya kepuasan itu justru mendatangkan banyak dosa yang terus bertambah, selama tulisan itu dibaca khalayak ramai.
Jadi sang penulis telah menimbun 'dosa' dari sebuah mesin dosa bagai sebuah bisnis MLM dan saya mendapatkan banyak transferan 'pahala' atas hujatan, makian, cibiran, cercaan, hinaan dan lain sebagainya dari semua tulisan yang tercipta.
Jadi selama tulisan itu masih bertengger di Kompasiana, selama itu pula dosa tercipta dan selama itu pula transfer pahala saya terima.
Untuk itu saya haturkan terima kasih, karena telah menambah banyak pahala buat saya dari semua kejadian ini.
Dan juga saya ingin menyampaikan, terlihat jelas sekali dari hasutan tulisan itu, banyak yang awalnya berteman dan baik kepada saya, sekarang ini jadi ikutan menghujat saya dan tanpa disadari oleh mereka, bahwa mereka ikutan juga masuk kedalam sebuah penciptaan dosa abadi dan juga sudah mentransfer pahalanya kepada saya.
Terima kasih sahabat, atas semua transferan pahala itu.
"Kita menelanjangi seseorang, sesungguhnya kita menelanjangi diri sendiri, menunjuk satu keburukan seseorang, sesungguhnya kita menunjuk ribuan keburukan diri sendiri"
"Kita belum tentu lebih baik dari orang yang kita ceritakan keburukannya"
"Tulisan adalah wakil dari LISAN yang kita ucapkan, selama kita tak bisa menjaga lisan ke arah yang baik, maka dari lisan itulah dosa sering tercipta"
Salam Hangat, Titi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H