Mohon tunggu...
Titi Warsiti
Titi Warsiti Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya seorang yang simple, ceria dan senang membaca

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemikiranku Tentang Kebohongan Publik

27 Januari 2011   01:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:09 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sering aku berpikir kenapa ya kondisi Indonesia sekarang menjadi seperti ini?

Setidaknya ada 10 hal yang mungkin membuat semua ini terjadi, inilah hasil pemikiran sederhanaku...

1. Bangsa kita mudah sekali tersulut/terprovokasi dengan isu-isu yang sebenarnya sederhana, misalnya ributnya para pendukung bola mania, kok berantem hanya karena hal seperti itu.

2. Bangsa kita mudah sekali dialihkan perhatiannya, misalnya minggu ini baru aja ada berita ketidak-adilan terhadap keputusan hukum, eh begitu presiden mengeluhkan tentang gajinya yang tidak naik-naik, perhatian publik sudah beralih dan melupakan sepak terjangnya Gay Us Timbunan Dosa.

3. Bangsa kita ini mudah sekali hatinya trenyuh/iba, misalnya baru saja presiden mengeluh tidak naik gajinya selama 7 tahun sudah ada gerakan koin buat presiden seperti koin buat prita.

4. Bangsa kita ini memiliki rasa takut yang sangat besar, misalnya takut untuk bekerja keras, maunya yang enak-enak tanpa berusaha, cenderung meminta minta bantuan dari pihak lain.

5. Bangsa ini cenderung mudah menyerah dengan keadaan, misalnya begitu terkena cobaan sedikit saja langsung menyerah dan memohon bantuan dari pihak pihak lain tanpa adanya usaha sedikitpun/nilai kejuangan minim, seperti pengemis di lampu merah yang kian banyak, mengapa tidak menjadi buruh cuci saja misalnya.

6. Bangsa ini mudah sekali mengeluh dengan keadaan yang sesungguhnya mudah, misalnya presiden yang mengeluhkan gajinya tidak naik, kalau memang tidak merasa puas dengan gaji segitu ya jangan jadi presiden, jadi aja pengusaha yang bisa mengatur gajinya sendiri.

7. Bangsa ini cenderung tidak bisa tegas, misalnya tidak berani berkata 'tidak' kepada adanya kezhaliman, dan lebih baik menyelamatkan diri aja dari pada dihujat.

8. Bangsa ini cenderung konsumtif, misalnya, lebih memilih membeli handphone dengan pulsa hariannya dari pada untuk membeli kebutuhan pokok yang memang belum terpenuhi karena pangaruh gengsi karena sebagian besar orang sudah harus berhandphone-ria.

9. Bangsa ini cenderung malas, misalnya lulusan SMA gengsi untuk bekerja keras dengan berkeringat, mending duduk duduk manis di pos ronda sambil main gitar atau catur.

10. Bangsa ini cenderung cepat berpuas diri, misalnya hari ini bekerja dapat Rp. 25.000 sudah puas dan lebih baik nongkrong atau bermalas-malasan sambil minum kopi di warung tegal.

Kata nara sumber yang dapat dipercaya, semua ini sangat erat hubungannya dengan penyakit 'MENTAL BANGSA' yang secara generalisata sudah menggerogoti sebagian besar anak bangsa ini, kenapa ya tidak dibuka saja jurusan/fakultas kesehatan mental, pasti banyak peminatnya deh, ha...ha...

Inilah hasil pemikiran dan pengamatan sederhanaku, ha...ha..., bagi yang percaya monggokerso dan yang tidak juga ngga ada pemaksaan..., ini juga bagian dari tulisan kebohongan publik seperti yang saat ini lagi trend di masyarakat kita, ha...ha..., Aku juga seperti SBY (Saya Bohong Yakiiinnn)

Aku kira ini aja ya, ha...ha..., salam kebohongan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun