Sekitar 32 tahun yang lalu, aku dilahirkan disebuah desa terpencil dikaki bukit. Jauh dari kebisingan dan hiruk pikuk deru mesin kendaraan milik org2 kota. Sebuah negeri indah nan mempesona yg dikenal dengan keindahan alamnya dan kekayaan budaya yg unik Tana Toraja namanya. Aku lahir dari disebuah keluarga kecil yg penuh kesederhanaan.
Teringat masa itu, hari pertama aku akan ke sekolah dasar. didesa tempatku belum ada taman kanak2 seperti sekarang ini. persiapanku menjelang hari pertama sekolah penuh dengan kesibukan dan ditunggu2 seperti sedang menantikan sebuah peristiwa yang besar. pagi2 ibu sudah membuatkan aku sarapan special, kakak ku memandikan aku, memakaikanku baju baru yang dibeli dari pasar desa yang ada hanya sekali dlm seminggu seragam putih merah. papaku sibuk memberikan nasihat dan kata2 semangat, memberikan petuah seakan2 sedang mengantarkan anaknya yg akan berangkat ke tempat yang jauh.
Sepanjang jalan aq bertemu dengan banyak anak yang baru. perjalanan yang ditempuh sekitar 45 menitdengan berjalan kaki tidak terasa. jalanan berbatu yang tajam tidak terasa dikaki yang tak beralaskan apa pun karena dikala itu sepatu adalah merupakan benda langka dan mewah bagi keluarga kami. kaki ku yang kecil terasa ringan melangkah menapaki bukit dan bebatuan semuanya terkalahkan dengan semangat yang menggelora didalam jiwaku satu tujuan untuk menggapai sebuah asa dan cita. satu pesan "jangan mau seperti bapakmu ini" yg tidak sekolah dan tak punya pendidikan.......... bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H