Baru selesai membenahi situs milik aBalai Pemuda dan Olahraga (BPO) DIY di www.bpo-diy.or.id. Kesel banget rasanya, hari minggu seharusnya bisa dipakai untuk keluarga, malah harus memperbaiki website. .. duh!
[caption id="attachment_323368" align="aligncenter" width="645" caption="Ulah hacker pada Web BPO saat perayaan HAORNAS 09/09/2013 (gambar: koleksi pribadi)"][/caption]
Selama tahun 2013, setidaknya terjadi 18 kali serangan. Dimulai dengan adanya link-link ke situs dewasa, deface hingga pada akhirnya administrator BPO tidak dapat melakukan update. Â Hampir dua bulan, Maret-April 2014, Â website BPO tidak bisa diakses. Bolak-balik ditelpon, nanyain kok web BPO engga bisa diakses. Buka cuma dari kalangan pemuda DIY yang telpon, dinas-dinas juga banyak yang telpon. Terbayang klo keberadaan website BPO cukup penting.
Tapi entah dosa apa yang dibuat oleh Website BPO sehingga sedemikian menggoda para hacker amatir untuk membobolnya. Apakah meretas Web BPO membuat orang jadi kaya?
Web BPO bukanlah program kerja dari BPO, tapi merupakan sumbangan dari staf honorer di BPO untuk dapat menyebarluaskan informasi tentang kegiatan BPO kepada para pemuda DIY. Bisa di cek ke anggaran BPO, sama sekali tidak ada alokasi dana untuk website. Jadi wajarlah klo sistem sekuritinya sama sekali engga kinclong.
Jadi, buat para hacker yang baik hatinya, karena web BPO cuman standar aja, apa yang bisa dibanggakan jika berhasil meretas web BPO? Malu-maluin, bisanya cuman meretas web yang dibikin di waktu senggang ... Coba retas web yang anggarannya besar dan diisi oleh pakar-pakar IT kayak Kompasiana, bisa engga?
Web BPO belum pulih 100%, itu artinya masih banyak hal yang merepotkan  ... huft ...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H