[caption caption="Kuala Lumpur Indonesia? (sumber: tuh liat di adress bar)"][/caption]Hadeehh ... barusan bikin tulisan tentang intelejen ekonomi di Kompasiana, mendadak muncul Panama Papers. Jadi tak heran kalao saya mencari tahu apakah Panama Papers adalah pembocoran informasi rahasia seperti Wikileaks atau sebuah operasi intelijen.
Ternyata, ada perbedaan mendasar antara informasi dari Wikileaks dengan Panama Papers. Wikileaks membocorkan rahasia tanpa sensor sedang Panama Papers disensor habis-habisan. Hal ini terlihat bahwa Mossack Fonseca, firma hukum yang menjadi sumber data Panama Papers, memiliki kantor cabang di Wyoming Amerika Serikat. Tapi data Panama Papers sama sekali tidak ada orang Amerikanya.
Informasi dari Wikileaks atapun Snowden masih bisa dijadikan sebegai bahan analisis intelijen. Kalau Panama Papers sudah menjadi informasi yang didesain untuk mempengaruhi opini publik. Bahkan banyak media yang menggunakan gambar Vladimir Putin saat memberitakan Panama Paper, seakan-akan Putin adalah orang paling jahat di dalam dokumen Panama Papers. Padahal, nama Putin ataupun anggota keluarganya tidak ada dalam Panama Papers.
Dalam tulisan yang lalu, saya menceritakan tentang tulisan-tulisan bantahan atas pernyataan George Soros bahwa ekonomi Tiongkok akan kolaps. Tulisan-tulisan itu tidak muncul dengan sendirinya melainkan dikoordinir oleh intelijen Tiongkok. Dan tulisan-tulisan tersebut berhasil mencegah investor asing meninggalkan Tiongkok. Kini, strategi yang sama juga dipakai untuk menghancurkan Vladimir Putin.
Tapi sepertinya usaha menghancurkan Putin bisa gigit jari karena ada kesalahan mendasar dalam mengkaitkan Putin dengan Panama Papers. Mungkin tulisan anti Putin benar-benar murni dibuat oleh jurnalis, bukan pakar intelijen non-militer, sehingga tidak mengikuti cara-cara propaganda di era informasi. Sebaliknya, Tiongkok sebagai negara komunis yang sangat mengandalkan propaganda untuk mengatur warganya sangat menguasai teknik tersebut. Makanya jangan heran jika media-media yang mencoba menghancurkan Putin malah mendapatkan komen sebagai media pembohong.
Jadi tak heran jika banyak pihak yang menyatakan bahwa Panama Papers adalah bentuk misi intelijen. Dimungkinkan ada banyak tujuan yang hendak dicapai, bukan cuma menghancurkan Putin, bisa juga untuk mengalihkan isu bocornya email Hillary Clinton, atau bisa juga sebuah gertakan agar para pengemplang pajak menyimpan rekeningnya di Amerika saja. Kalau menyimpan di luar Amerika bisa di Panama Papers-kan! Hahaha ...
Tapi coba Anda buka situs database Panama Papers dan lihatlah ada alamat Kuala Lumpur di Indonesia. Jadi, apa pun tujuan misi intelijen Panama Papers, saya yakin, bukan tujuan untuk memindahkan Kuala Lumpur ke Indonesia!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H