Penulis : Yauma Bunga YusyanandaÂ
Pendidikan merupakan landasan utama untuk kemajuan peradaban, namun belakangan ini kita menyaksikan fenomena yang ironis. Pendidikan, yang seharusnya menjadi pilar keadilan dan integritas, malah sering terjerat dalam praktik-praktik curang yang merusak kepercayaan publik.
Kasus terbaru di Jawa Barat, di mana 277 siswa dicoret dari daftar PPDB 2024 karena terlibat manipulasi, menunjukkan betapa mendesaknya masalah ini. Praktik manipulatif dalam PPDB merugikan siswa yang jujur dan merusak kepercayaan terhadap sistem pendidikan secara keseluruhan. ( ayobandung.com 18/07/2024 )
Masalah ini juga meluas ke dunia akademik. Indonesia kini menempati posisi kedua setelah Kazakhstan dalam hal penerbitan artikel di jurnal predator. Sekitar 16,73% artikel ilmiah di Indonesia terbit di jurnal yang tidak kredibel atau predator, yang sering digunakan untuk mendapatkan pengakuan ilmiah secara tidak sah. Fenomena ini merusak kualitas riset dan reputasi akademik negara kita. ( detik.com 09/07/2024 )
Ironisnya, meskipun Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar kedua setelah Pakistan, masalah integritas ini menunjukkan adanya kesenjangan antara prinsip-prinsip Islam dan praktik nyata di lapangan. Dalam Islam, kejujuran dan integritas adalah nilai-nilai dasar yang seharusnya membimbing setiap tindakan kita, terutama dalam pendidikan dan penelitian.
Kecurangan di bidang pendidikan dan akademik mengancam kualitas serta reputasi sistem pendidikan dan penelitian kita. Jika masalah ini dibiarkan berlarut-larut, dampaknya akan merugikan generasi mendatang dan menghambat kemajuan yang kita harapkan.Â
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa ta'alaa dalam surat An Nisa ayat 9, yang membahas perihal warisan, namun kita bisa sama-sama fokus untuk menyiapkan generasi yang kuat dan tidak lemah, agar setelah kita meninggal mereka mampu menjalankan estafet kehidupan ke arah yang lebih baik dari generasi sebelumnya.
"Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar." ( Terjemah Qur'an Surat An Nisa ayat 9 )Â
Menjadi seseorang yang dapat dipercaya dan membangun sistem kehidupan yang anti kecurangan adalah tuntunan dari Rosulullah sholallhu'alaihi wa salam, teladan kita dan manusia terbaik yang menjadi contoh bagi seluruh manusia. Bahkan musuh-musuh Islam pada saat itu, Orang-orang Quraisy di masa jahiliyah juga memahami bahwa menggunakan harta yang didapatkan dengan kecurangan tidak akan menjadikan keluarga mereka sehat, mereka menghindari untuk memberikan makan dan kebutuhan dari harta yang didapat dari kecurangan.
Sudah sangat jelas untuk kita, agar jauh dari sifat manipulasi baik di bidang pendidikan dan bidang kehidupan seluruhnya, karena kita membawa nama Islam, membawa nama Rosulullah sholallahu'alaihi wa salam dan kita Yakini seluruh perbuatan kita akan dihisab yaitu dipertanggungjawabkan di hadapan Allah, dan kita tidak bisa menghindari Nya.Â