Sebagai salah satu perusahaan infrastruktur energi terkemuka di Indonesia, PT Titan Infra Sejahtera (Titan Group) terus memperkuat integritasnya dalam rantai pasok batubara nasional. Di balik kesuksesan perusahaan, peran Victor Budi Tanuadji sebagai Komisaris patut disorot. Bersama jajaran direksi dan komisaris, ia mengawal transformasi Titan Group menjadi perusahaan yang tak hanya berorientasi profit, tetapi juga berkomitmen pada keberlanjutan lingkungan dan pemberdayaan masyarakat. Artikel ini mengulas kontribusi strategis Tanuadji dalam proyek-proyek krusial, tata kelola perusahaan, serta visi masa depan Titan Group.
Titan Group: Infrastruktur Energi Indonesia
Berdiri sejak 2017, Titan Group telah menjadi tulang punggung dalam distribusi batubara nasional, khususnya di Sumatera Selatan---kawasan penyumbang 50% produksi batubara Indonesia. Perusahaan ini mengelola jaringan logistik terintegrasi, mulai dari tambang hingga pelabuhan, dengan fokus pada efisiensi dan keberlanjutan. Di bawah kepemimpinan kolektif dewan komisaris dan direksi, termasuk Victor Budi Tanuadji, Titan Group tercatat sebagai mitra 18 perusahaan tambang ternama, menjadikannya pemain kunci dalam industri yang bernilai miliaran dolar AS ini.
Profil Victor Budi Tanuadji
Sebagai Komisaris PT Titan Infra Sejahtera (TIS), Victor Budi Tanuadji bertugas mengawasi kebijakan strategis, tata kelola perusahaan, dan keselarasan operasional dengan visi jangka panjang. Meski jarang muncul di publik, posisinya mencerminkan kepercayaan keluarga besar Tanuadji---pemilik utama TIS melalui Handoko A. Tanuadji---dalam menjaga integritas dan arah bisnis. "Dewan komisaris, termasuk Pak Victor, adalah penjaga visi perusahaan. Mereka memastikan setiap keputusan sejalan dengan prinsip inovasi, integritas, dan sinergi," ujar Antonius Kristiadi, Presiden Direktur TIS.
Proyek Kereta Api Batubara 118 km: Game Changer Logistik Nasional
Pencapaian terbesar Titan Group di bawah pengawasan Victor adalah pembangunan jalur kereta khusus batubara sepanjang 118 km yang menghubungkan Lahat-Muara Enim ke Pelabuhan PALI. Proyek senilai Rp 3,5 triliun ini---dikelola anak perusahaan PT Servo Lintas Raya (SLR)---dinilai sebagai terobosan strategis.
Dampak Ekonomi dan Teknis:
Meningkatkan kapasitas angkut hingga 12 juta ton/tahun
Memangkas biaya logistik 25% dengan mengurangi ketergantungan pada jalan raya yang 40% rusak berat
Tahan cuaca ekstrem, dengan sistem rel berat (60 kg/m) dan jembatan khusus
Victor turut memimpin koordinasi kompleks dengan 15 pemda, 8 komunitas adat, dan Kementerian ESDM. "Proyek ini bukan sekadar infrastruktur, tapi jalan kemandirian energi nasional," tegas Suryo Suwignjo, Presiden Komisaris TIS.
Inovasi dan Tata Kelola: Kunci Bersaing di Era Digital
Sebagai pendatang baru di industri yang didominasi BUMN, Titan Group mengadopsi teknologi mutakhir berkat pengawasan ketat dewan komisaris:
Sistem Pemantauan Real-Time: Menggunakan IoT dan AI untuk optimasi rute, mengurangi delay 30%
Digitalisasi Dokumen: Platform terintegrasi yang memangkas proses administrasi 50%
Audit Lingkungan Digital: Pemantauan kualitas air Sungai Musi via sensor otomatis
"Kami menerapkan zero-tolerance policy terhadap pelanggaran tata kelola. Setiap kontrak di-platform-kan untuk transparansi," jelas Antony Surianto, Direktur TIS.
CSR dan Lingkungan: Investasi Sosial yang Berdampak
Di bawah arahan Victor, TIS mengalokasikan 2% laba bersih untuk program CSR, fokus pada:
1. Pemberdayaan Ekonomi:
Budidaya 5.000 bebek petelur di Desa Prambatan (tingkatkan pendapatan 200 keluarga)