Mohon tunggu...
Titah Pratyaksa
Titah Pratyaksa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Universitas Atma Jaya Yogyakarta | Jurnalisme

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Media Online dalam Dua ‘Kacamata’ Berbeda

7 Juni 2012   19:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:16 242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos



Perkembangan media online di Indonesia bak “virus” yang menjamur dengan cepatnya. Kecepatan merupakan ciri khas dari media online di dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat. Namun media online haruslah tetap memperhatikan kualitas dari informasi yang diberikan.

Ada hal menarik jika membandingkan media online Indonesia dan luar negeri, khususnya terkait dengan TV online dan berita online. Seperti TV online Aljazeera dan Metro TV, serta website berita online time.com dan detik.com. Ada perbedaan yang menarik jika kita mencoba menelaahnya lebih dalam.

Luas dan lengkap

Metro TV di dalam memberikan informasi masih menggunakan bahasa Indonesia, walau ada programnya yang menggunakan bahasa Inggris, namun hanyalah beberapa, salah satunya seperti program Indonesian Now yang menggunakan bahasa Inggris.

Tentu orang luar akan mengalami kendala (yang tidak bisa bahasa Indonesia) jika ingin mengakses informasi dari Metro TV, mengingat hampir diseluruh programnya menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan Aljazeera, selain menggunakan bahasa Arab, juga sudah menggunakan bahasa Inggris yang menandakan bahwa Aljazeera merupakan TV online yang layak disimak oleh masyarakat dunia.

Dari sisi kelengkapan informasi yang diberikan, bisa dibilang Metro TV sebagian besar masih memberikan informasi yang bersifat nasional dan lokal. Misalnya dalam bidang news, ada program Wide Shot, Editorial Media Indonesia, Metro Hari Ini, dan lain sebagainya.

Untuk informasi mancanegara kuotanya hanya sedikit. Sedangkan Aljazeera, misalnya saja dalam bidang news, dibagi menjadi beberapa bagian yakni Africa, America, Asia-Pasific, Central & South Asia, dan masih banyak lagi yang lain. Di sini, dari sisi kelengkapan informasi, Aljazeera jauh lebih lengkap dibandingkan dengan Metro TV.

Sedangkan untuk website berita online Indonesia detik.com dengan website berita online luar negeri time.com juga ada perbedaan. Sederhana saja, dilihat dari segi isi desainnya terlebih dahulu, di halaman utama detik.com, iklannya lebih banyak dibandingkan informasinya.

Beda halnya dengan halaman utama time.com, iklannya hanyalah dua. Dari sana bisa lihat bahwa time.com lebih memprioritaskan informasi daripada meraup untung melalui iklan. Sedangkan detik.com lebih memprioritaskan untung dari iklan, walaupun informasinya juga menarik, singkat dan padat, tapi space untuk iklan sangatlah banyak dibandingkan space bagi informasi.

Sedangkan untuk isi beritanya (diakses tanggal 6 Juni 2012, pukul 19.05 WIB), misal headline pada detik.com tentang Menanti Duel Jenderal Pramono Edhie Vs Prabowo Subianto di 2014 (213 kata, tidak termasuk judul), isi beritanya sangatlah sedikit. Beda dengan headline pada time.com (diakses tanggal 6 Juni 2012, pukul 22.30 WIB), tentang “Scientists Decode an Unborn Baby’s DNA. Is It Cause for Celebration — or Alarm?” (997 kata, tidak termasuk judul), isinya lengkap.

Begitu pula dengan foto headline. Pada detik.com, tidak ada foto sama sekali terkait dengan headline serta beritanya. Di pemberitaan tersebut hanya berisi nama wartawan, tanggal & waktu berita dibuat, serta beritanya yang sangat singkat. Sedangkan pada time.com, dicantumkan foto, juga dicantumkan nama wartawan, twitter wartawan, tanggal & waktu berita dibuat, serta beritanya yang lengkap.

Koneksi internet yang cepat

Seberapapun baiknya informasi yang diberikan oleh media online di atas, tidaklah berarti jika tidak memiliki koneksi internet yang cepat. Perlu diketahui bahwa Indonesia termasuk dalam daftar negara dengan koneksi internet paling lambat. Padahal, jika menonton secara online, tentu harus dipersiapkan terlebih dahulu koneksi internet yang cepat. Jika koneksinya lelet, perasaan tidak nyaman menonton pun akan muncul, mengingat gambar yang disajikan tersendat-sendat akibat koneksi internet yang lelet.

Begitu pula jika ingin mengakses website berita online, kita dituntut untuk sering update setiap saat agar bisa memperoleh informasi yang fresh. Tentu hal tersebut membutuhkan koneksi internet yang cepat, Jika koneksi internetnya saja sudah lambat, bagaimana mau mengakses media online dengan semangat? Yang ada malah gregetan. Ditambah lagi minat baca orang Indonesia yang sebagian besar masih kurang, seperti yang dikatakan oleh Darsono, salah satu pendiri detik.com. “Disuruh baca yang pendek saja susah, apalagi kalau baca yang panjang,” kata Darsono (Intisari, Juni 2012, hal 167).

Sungguh ‘kacamata’ yang beda. Serupa namun tak sama. Ternyata, banyak yang harus kita benahi, baik dari segi internal maupun eksternal di dalam membentuk media online yang berkualitas.

Mari kita ‘berkaca’ pada media online luar negeri, lalu berbenah bersama, tentu tanpa meninggalkan nilai-nilai kearifan lokal bangsa Indonesia.

“Akses media online sekarang yuk!”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun