Apakah sekolah, madrasah, atau PKBM Bapak/Ibu sebaiknya ikut menerapkan Kurikulum Merdeka tahun ini?
Sebelum memutuskan hal itu, Bapak/Ibu tentu perlu tahu apa itu Kurikulum Merdeka:
Apa ciri khasnya? Apa karakteristiknya? Apa bedanya dengan kurikulum yang sebelumnya? Dan apa manfaat yang bisa kita peroleh dengan menerapkan Kurikulum Merdeka?
Nah, ada tiga karakteristik utama dari Kurikulum Merdeka.
Yang pertama, Kurikulum Merdeka lebih fokus pada materi yang esensial. Karena fokus pada yang esensial, maka beban belajar di tiap mata pelajaran menjadi lebih sedikit. Ini dimaksudkan agar guru punya lebih banyak waktu menggunakan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif. Seperti diskusi dan argumentasi, atau pembelajaran berbasis problem dan pembelajaran berbasis proyek. Ini juga dimaksudkan supaya guru lebih punya waktu untuk memperhatikan proses pembelajaran peserta didiknya. Misalnya, menerapkan asesmen formatif agar kita paham kemampuan awal peserta didik kita, atau memberi umpan balik dan masukan bagi tugas-tugas yang dikumpulkan peserta didik kita, atau sekadar mendengarkan mereka untuk lebih memahami kebutuhannya. Sekolah juga punya ruang lebih banyak untuk menggunakan materi yang kontekstual, sesuai dengan visi misi sekolah atau kondisi lingkungan sekitar.
Dengan demikian, peserta didik bisa mendapatkan pengalaman belajar yang lebih bermakna sekaligus lebih menyenangkan.
Kurikulum yang lebih fokus pada materi esensial berarti beban materi di setiap pelajaran jadi lebih sedikit. Ini dimaksudkan agar guru punya waktu untuk menerapkan pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif, misalnya diskusi dan argumentasi, pembelajaran berbasis problem, atau pembelajaran berbasis proyek.
Karakteristik yang kedua, Struktur Kurikulum yang lebih fleksibel. Sementara itu, untuk peserta didik SMA, Madrasah Aliyah, dan program Paket C juga lebih merdeka karena mereka tidak dikotakkan dalam peminatan IPA, IPS, dan Bahasa. Di kelas 11 dan 12, mereka bisa memilih pelajaran yang sesuai dengan minat dan aspirasi kariernya.
Itu adalah karakteristik yang kedua, yaitu Struktur Kurikulum yang lebih fleksibel.
Menurut Bapak/Ibu, apa keuntungan yang dapat diperoleh dengan menerapkan Kurikulum Merdeka yang memiliki karakteristik strukturnya yang lebih fleksibel?
Karakteristik yang kedua adalah strukturnya yang lebih fleksibel. Kompetensi atau capaian pembelajaran ditetapkan oleh Kemendikbudristek tidak lagi untuk setiap tahun, tetapi untuk setiap fase. Misalnya, untuk SD, Kemendikbudristek menetapkan capaian fase A di akhir kelas 2, fase B di akhir kelas 4, dan fase C di akhir kelas 6.
Dengan demikian,
- guru lebih leluasa merancang alur dan kecepatan pembelajaran yang lebih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan muridnya.
- jam pelajaran juga tidak dikunci per minggu, melainkan per tahun. Sekolah bisa lebih fleksibel dalam merancang kurikulum operasionalnya.
- peserta didik SMA/MA dan Paket C kelas 11 dan 12, mereka bisa memilih mata pelajaran sesuai dengan minat dan aspirasi kariernya.
Karakteristik yang ketiga adalah tersedianya banyak perangkat ajar. Ada banyak alat bantu bagi guru untuk menerapkan Kurikulum Merdeka, mulai dari buku teks, modul ajar, sampai asesmen literasi dan numerasi yang bisa digunakan untuk memantau perkembangan belajar peserta didik. Perangkat-perangkat ini bisa langsung digunakan apa adanya atau dimodifikasi, diadaptasi sesuai dengan keperluan. Ada juga modul-modul pelatihan yang bisa diikuti oleh guru dan kepala sekolah secara mandiri. Semua ini akan disediakan melalui aplikasi android dan website bernama Platform Merdeka Mengajar.
Dengan tiga karakteristik ini, kita percaya bahwa Kurikulum Merdeka akan membantu guru merancang pembelajaran yang lebih menyenangkan dan bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran yang menumbuh-kembangkan peserta didik secara holistik untuk menjadi pelajar Pancasila yang memiliki identitas ke-Indonesiaan yang kuat dan siap menghadapi masa depannya.
Bagaimana, tertarik untuk ikut menerapkan Kurikulum Merdeka tahun ini?
Setelah mendengar penjelasan tadi, apakah Bapak/Ibu akan menerapkan Kurikulum Merdeka tahun ini?
Untuk mempelajari lebih lanjut, silakan unduh aplikasi Merdeka Mengajar di Playstore terlebih dahulu dan menyimak penjelasan berikutnya.
Mari install Platform Merdeka Mengajar pada gawai Android melalui tautan bit.ly/platformmerdekamengajar
Setelah menyimak penjelasan sebelumnya, Bapak/Ibu mungkin sudah lebih mantap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka pada tahun ajaran 2022 ini. Tapi, sebelum benar-benar memutuskan, pastikan bahwa Bapak/Ibu memahami perubahan apa saja yang dilakukan sebagai konsekuensi dari penerapan Kurikulum Merdeka.
Konsekuensi yang paling penting adalah Bapak/Ibu belajar memahami filosofi dan paradigma yang melandasi Kurikulum Merdeka dan menerjemahkan Kurikulum Merdeka menjadi kurikulum operasional yang sesuai dengan karakteristik masing-masing satuan pendidikan.
Ada tiga hal yang perlu diketahui untuk menerjemahkan Kurikulum Merdeka menjadi Kurikulum Operasional:
Yaitu menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan belajar, marancang pembelajaran berbasis proyek, dan menyusun struktur kurikulum operasional untuk satuan pendidikan.
Mari kita bahas satu per satu. Dalam Kurikulum Merdeka, kompetensi yang ingin dibentuk, dirumuskan sebagai capaian pembelajaran yang lebih terintegrasi, tidak lagi dibagi antara pengetahuan, keterampilan, dan sikap karena kompetensi selalu merupakan perpaduan ketiga dimensi itu.
Selain itu, dalam Kurikulum Merdeka, capaian pembelajaran tidak ditetapkan tiap tahun, melainkan setiap fase, yaitu bisa 1 tahun, 2 tahun, atau 3 tahun. Karena ditetapkan per fase, capaian pembelajaran harus diterjemahkan menjadi kompetensi-kompetensi yang lebih kecil yang bisa dicapai dalam periode waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, satuan pendidikan harus merumuskan alur tujuan pembelajarannya sendiri.
- Dalam Kurikulum Merdeka, kompetensi yang dibentuk dirumuskan sebagai capaian pembelajaran yang lebih terintegrasi.
- Capaian pembelajaran telah terdiri dari perpaduan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
- Capaian Pembelajaran tidak lagi ditetapkan ditetapkan setiap tahun oleh satuan pendidikan, melainkan pada setiap fase. Periode waktu sebuah fase bisa satu, dua, atau tiga tahun.
- Capaian pembelajaran pada sebuah fase menjadi pondasi bagi proses belajar pada fase berikutnya.
- Karena Capaian Pembelajaran yang ditetapkan per fase, maka harus diterjemahkan menjadi kompetensi-kompetensi yang bisa dicapai dalam periode waktu yang lebih kecil. Dengan kata lain, satuan pendidikan perlu merumuskan alur tujuan pembelajaran.
Selain menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan belajar, satuan pendidikan juga harus merancang pembelajaran berbasis proyek. Struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi 2, yaitu Intrakurikuler dan Ko-kurikuler. Bagian Ko-kurikuler inilah yang berisi pembelajaran berbasis proyek. Pembelajaran berbasis proyek ini sebenarnya tidak mengacu pada satu metode pembelajaran yang spesifik. Ini adalah istilah yang menggambarkan pembelajaran dengan beberapa ciri:
Pertama, pembelajaran ini bersifat lintas mata pelajaran sehingga mendorong peserta didik untuk melihat keterkaitan materi antara satu pelajaran dengan pelajaran yang lainnya.
Kedua, pembelajaran berbasis proyek bersifat aplikatif, bukan berbasis buku teks saja, tetapi dirancang untuk menyelesaikan problem, menjawab isu tertentu, atau membuat karya, seperti karya seni, pertunjukan, atau produk yang bermakna.
Dengan demikian, peserta didik melihat bahwa ilmu pengetahuan bisa relevan bagi kehidupan mereka.
Yang ketiga, pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam kelompok. Jadi, ini bukan tugas individual. Ini memberikan kesempatan belajar bagi peserta didik untuk berkomunikasi, berkolaborasi, termasuk menyelesaikan perbedaan pendapat dan konflik. Peserta didik juga menjadi lebih mandiri dalam mengelola proses belajarnya. Dan ini adalah modal yang sangat penting untuk menjadi pelajar sepanjang hayat.
Catatan penting lainnya tentang pembelajaran berbasis proyek adalah proyek ini tidak harus menggunakan teknologi atau fasilitas yang canggih. Proyek yang paling baik justru yang sesuai dengan kondisi dan konteks lokal.
Dalam Kurikulum Merdeka, pembelajaran berbasis proyek diberi jam pelajaran tersendiri yang cukup banyak. karena itu, satuan pendidikan harus merencanakannya secara terpadu.
- Struktur Kurikulum Merdeka dibagi menjadi dua, yaitu intra-kurikuler dan ko-kurikuler. Bagian ko-kurikuler inilah yang berisi pembelajaran berbasis proyek.
- Pembelajaran berbasis proyek bersifat lintas mata pelajaran, sehingga mendorong murid untuk melihat keterkaitan antar materi dari mata pelajaran yang berbeda.
- Pembelajaran berbasis proyek bersifat aplikatif, bukan berbasis buku teks saja, tetapi dirancang untuk menyelesaikan problem, menjawab isu tertentu, atau membuat karya seperti karya seni, pertunjukan, atau produk yang bermakna.
- Pembelajaran berbasis proyek dilakukan dalam kelompok, jadi bukan tugas individual. Ini untuk memberi kesempatan belajar tentang komunikasi dan kolaborasi. Termasuk belajar menghadapi perbedaan pendapat dan menyelesaikan konflik. (animasi kerja sama isometric)
- Peserta didik belajar untuk mandiri dalam mengelola proses belajarnya. Ini merupakan modal penting untuk menjadi pelajar sepanjang hayat.
Selain membuat alur tujuan pembelajaran dan merancang pembelajaran berbasis proyek, satuan pendidikan juga perlu menyusun struktur kurikulum operasionalnya. Dalam Kurikulum Merdeka, jam pelajaran tidak dikunci per minggu, melainkan ditentukan per tahun. Satuan pendidikan perlu memutuskan bagaimana membagi jam pelajaran ini di dalam kurikulum operasionalnya. Apakah mau dibagi rata setiap minggu atau mencoba model yang berbeda? Ini tentu harus dirumuskan bersama-sama dengan seluruh guru yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka.
Selain itu ada beberapa perubahan yang khas di setiap jenjang yang perlu diakomadasi dalam kurikulum operasional. Misalnya untuk SD sederajat, ada pilihan untuk memasukkan Bahasa Inggris sebagai pelajaran pilihan. Satuan pendidikan perlu memutuskan apakah ini sesuai dengan visi misi sekolah. Dan jika demikian, persiapan apa yang perlu dilakukan oleh sekolah. Untuk SMP sederajat, ada mata pelajaran informatika yang sekarang menjadi wajib. Untuk SMA sederajat, tidak ada lagi peminatan IPA, IPS, dan Bahasa. Hal ini diganti dengan pilihan mata pelajaran di kelas 11 dan 12. Ini tentu perlu penyesuaian yang kreatif oleh satuan pendidikan.
Jadi, dalam Kurikulum Merdeka, jam pelajaran tidak lagi dikunci per minggu, melainkan ditentukan per tahun. Karena itu satuan pendidikan perlu memutuskan bagaimana membagi jam pelajaran di dalam kurikulum operasionalnya. Apakah mau dibagi rata setiap minggu? Atau ingin mencoba model yang berbeda? Ini tentu perlu dirumuskan bersama dengan seluruh guru yang akan menerapkan Kurikulum Merdeka. Selain itu, ada beberapa perubahan yang khas di setiap jenjang yang perlu diakomodasi dalam kurikulum operasional satuan pendidikan. Misalnya,
- untuk SD dan sederajat, ada pilihan untuk memasukkan Bahasa Inggris sebagai mata pelajaran pilihan. Satuan pendidikan perlu memutuskan apakah hal ini sesuai dengan visinya, dan jika demikian, persiapan apa yang perlu dilakukan untuk menerapkannya.
- untuk SMP dan sederajat, mata pelajaran informatika menjadi wajib.
- untuk SMA dan sederajat, tidak ada lagi peminatan IPA, IPS, dan Bahasa. Hal ini diganti dengan kelompok mata pelajaran yang bisa diramu secara fleksibel oleh murid. Hal ini tentu menuntut penyesuaian kreatif oleh satuan pendidikan.
Tiga hai ini, yaitu menerjemahkan capaian pembelajaran menjadi alur tujuan belajar, merancang pembelajaran berbasis proyek, dan menyusun struktur kurikulum operasional satuan pendidikan adalah konsekuensi dari penerapan Kurikulum Merdeka.
Semua materi yang Bapak/Ibu pelajari, mulai dari buku teks, capaian pembelajaran, perangkat ajar, modul, sampai dengan pelatihan-pelatihannya, sudah tersedia di Platform Merdeka Mengajar. Jadi, gunakan waktu beberapa bulan ke depan untuk belajar dan bersiap sebelum menerapkan Kurikulum Merdeka di awal tahun ajaran 2022 nanti. Untuk Bapak/Ibu yang memang sudah mantap memutuskan langkah berikutnya adalah mendaftarkan sekolah, madrasah, atau PKBM anda untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
Jadi, selamat berefleksi, selamat belajar untuk merancang pembelajaran yang lebih bermakna dan lebih menyenangkan untuk peserta didik kita semua.
https://kurikulum.gtk.kemdikbud.go.id/detail-ikm/
Untuk pendaftaran Implementasi Kurikulum Merdeka, silakan klik link di bawah ini:
https://sim-gurubelajar.simpkb.id/ dengan menggunakan akun SIM PKB atau akun SIMPATIKA.
Semoga bermanfaat.
(Refleksi Pembelajaran Implementasi Kurikulum Merdeka)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H