Mohon tunggu...
Tita Carol
Tita Carol Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

menulis untuk menyenangkan hati^^

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sejenak Merenung

28 Juli 2014   06:57 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:00 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

setahun lalu, ketika usiaku genap empat puluh, kuingat engkau menempatkanku bersama keluarga kecilku  dan kehidupan sosialku yang nyaman. aku punya cukup waktu untuk menikmati berbagai pertunjukan di jakarta, berwisata ke beberapa tempat, menikmati hidup tenangku.
satu setengah bulan kemudian, engkau membuatku hampir kehilangan ibu. mendadak aku terbang menemui ibu di sumatera utara, yang mengeluh kakinya bengkak. kemudian aku membawanya ke jakarta. luka kecil dan penyakit gula yang tak terkrontol membuatnya harus mengalami hari-hari panjang dengan ventilator, cuci darah, rentetan antibiotik dan amputasi kaki kanannya hingga sepaha. kau membuat adik dan kakakku berkumpul dari sumatera, jawa bahkan california. kau membuat ibu tegar dan kami kuat. setelah hampir sebulan di rumah sakit, lalu ibu kau tempatkan di rumahku.
lalu tiba-tiba saja kaubuat aku mendadak menjadi perawat 24 jam. membantu ibu buang air, memandikan, mengurus makanan, menyuntikkan insulin, bekerja sama dengan fisioterapis, melatih berjalan dengan kaki palsu (walau ibu yang hampir berusia tujuh puluh tahun jarang menggunakannya, selain untuk berlatih berjalan di dalam rumah) dan berbagai hal lain tapi masih kau beri aku kekuatan mengurus kedua anakku, bahkan tetap menjadi pelayan di kegiatan di gereja. malahan masih kauberi aku kesempatan menyaksikan pertunjukan teater favoritku berjudul ibu.
rumah kecilku memang tak cukup lega dan ibu ingin kembali ke rumahnya di sumatera utara. aku berkompromi dengan keluarga kecilku, murid-muridku dan kelompok-kelompok sosialku.  walau berat meninggalkan pelukan kota besar jakarta selama tujuh belas tahun..bahkan jauh dari ayah anak-anakku.
awal bulan ini aku dan anak-anak sudah tinggal di rumah masa kecilku, di kota kecil ini, di sumatera utara. lalu anak-anak mulai bersekolah, memilki teman-teman baru; bahkan ibu bertemu dokter-dokter baru dan teman-temannya silih berganti berkunjung.  kulihat ibu semakin semangat, sambil mengurus kamar-kamar kostnya dari kursi roda.
lalu 3 hari lalu, kau kirimkan kakak tiriku ke rumah. di usia lima puluh dua tahun, mengidap skizofrenia, yang sewaktu-waktu bisa sangat berbahaya dan terpisah dari anak dan istri. kini hari-hariku semakin banyak bertemu dokter-dokter, demi dua "pasienku".
malam ini aku merenung betapa hebat kasihmu padaku. rencana apa lagi yang kau siapkan bagiku, ketika aku berusia empat puluh satu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun