Membahas mengenai Korea Selatan, apa yang ada dipikiran kita? Kpop? Kdrama? Teknologi? Wisata? Street Food? Fashion? Semua hal itu memang patut di acungi jempol untuk Korea Selatan.
Selain itu, Korea Selatan dikenal dengan negara yang mayoritas penduduk nya tidak memeluk agama. Mengapa mayoritas penduduk nya tidak memeluk agama? Di Korea Selatan memiliki jenjang pendidikan yang tinggi, mereka bisa bersekolah hingga 12 jam dalam satu hari. Hal ini membuat mereka seakan tidak ada yang dapat mereka lakukan selain belajar dan belajar. Pemicu lainnya adalah negara Korea selatan adalah negara yang paling Update mengenai kemajuan teknologi dan eksis, mereka lebih memfokuskan untuk mengupdate diri mekera agar menyamai trend saat ini. Korea Selatan dengan kemajuan nya membuat semua warga nya berbondong-bondong untuk mengubah diri menjadi lebih up to date dalam kesehariannya, itulah mengapa banyak masyarakatnya jadi kurang meminati memiliki agama.
Kebebasan beragama dijamin oleh konstitusi dari korea dan orang korea sangat bergantung pada keyakinan agama Buddhisme yang diperkenalkan ke korea 1,600 tahun yang lalu, Katolik 200 tahun yang lalu dan Protestan 100 tahun yang lalu. Islam, meskipun, datang ke korea hanya 50 tahun lalu di periode Perang Korea, meskipun kontak awal antara Korea dan Timur Tengah dari mana Islam mulai 1000 tahun yang lalu. Sekitar 50 % orang korea tidak memiliki agama. Tapi menurut statistik, aparat pemerintah saat ini ada di sekitar 260 asosiasi agama yang menunjukkan Korea adalah  'Kerajaan Kebebasan Beragama' (Bo Chang, 2010).
Korea Selatan dulunya adalah sebuah semenanjung kecil. Pada abad ke-9 M dimasa Dinasti Silla lewat perdagangan Muslim oleh warga Arab dan Persia, kemudian berlanjut para warga Muslim kembali datang ke semenanjung Korea dan menetap secara permanen disana dan mulai bersosialisasi dengan masyarakat Korea itu sendiri pada abad 13-14 M pada masa Dinasti Koryo. Namun, berpindah pada abad 15 M saat Dinasti Jeseon memimpin, Muslim tidak lagi diperbolehkan masuk ke Korea dan mereka mencoba untuk mengisolasi diri dari budaya asing.
Selama 500 tahun, pada abad 20 M Muslim kembali bisa masuk ke Korea Selatan. Agama Islam mulai berkembang pada tahun 1970-an melalui Korea Muslim Federation atau yang dikenal dengan KMF. KMF merupakan organisasi pertama dan satu-satu nya di Korea Selatan yang berawal dari komunitas masyarakat Islam yang berasal dari Korea Selatan itu sendiri. KMF melakukan dakwah Islam melalui pendidikan, media massa, dan isu sosial kepada masyarakat Korea Selatan.
Korean Muslim Federation (KMF) merupakan sebuah federasi yang bertanggungjawab dalam pekerjaan sertifikasi halal yang didirikan sejak tahun 1967. Kantornya berlokasi di Hannam Dong, Yongsan-Gu, dan Seoul. Sertifikasi ini diperlukan untuk memastikan produk-produk pariwisata halal di Korea Selatan benar-benar sesuai dengan syariat Islam (Nur Kusumaningrum, 2017).
Pada tahun 1970-an masyarakat Muslim yang diorganisir oleh KMF dapat menjalin hubungan baik dengan beberapa negara dan organisasi Islam di dunia bahkan mendapatkan bantuan dari negara tersebut. Walaupun masyarakat Muslim di Korea Selatan masih minoritas dan mereka menjalani banyaknya tantangan dalam menyebarkan kebaikan tetapi mereka tetap berusaha menjaga nama baik Muslim dan terus mengembangkan dakwah kebaikan.
Umat Islam di Korea Selatan termasuk Muslim juga mengekspresikan identitas mereka melalui pakaian, terutama wanita, yang disebut sebagai hijab atau jilbab. Hanya sedikit Muslim yang menghadapi beberapa tanggapan yang tidak ramah terhadap mereka. Pakaian yang tidak biasa bagi kebanyakan orang Korea Selatan. Namun, di antara yang paling upaya sulit yang harus dilakukan Muslim adalah memastikan makan halal untuk makanan mereka. Tidak mudah bagi sebagian besar Muslim untuk menemukan makanan halal di Korea, kecuali di daerah tertentu. seperti Itaewon di mana masjid besar berada, atau dalam beberapa atau terbatas lainnya (Srimulyani, 2021).
Disana tempat dimana banyak nya masyarakat dari luar Korea Selatan tinggal, sebagian besar dari Timur Tengah, Malaysia, dan sedikit Indonesia. Perkembangan Muslim di Korea dan khusus nya tinggal di Itaewon ini membuat banyak sekali restoran halal dibangun. Itaewon juga dikenal dengan tempat yang sering di kunjungi oleh turis.
Sumber Refrensi :
Chang, Byung-Ock. "Islamic Studies in Korea." International Area Review 13.1 (2010): 3-21.