maaf, jika aku masih saja terus menuliskan tentangmu
masih saja menjadikanmu pemeran utama dalam setiap ceritaku
ahhh,
mengapa kau memilih menjadi pemeran figuran dalam ceritanya
sedangkan di ceritaku kau selalu menjadi pemeran utama
kau tau perpustakaan?
ya, kisah kita seperti perpustakaan
didalamnya banyak cerita dan diam
hanya aku, kau dan Tuhan yang tau.
sudah 4 x malam, sayang
kita terjaga didalam gelap
mencari cahaya untuk menerangi jalan
agar kita tahu kemana harus melangkah
satu pelukan hangat terkadang tak mampu mengusir dinginnya malam
memaksa kita terus terjaga
bercerita tentang hidupku dan hidupmu
membunuh waktu
memahami makna
mencari arah
sudah 4 x malam, sayang
aku belum juga menemukan jalan
tapi kau,
katamu kau menemukan jalan
melihat cahaya diseberang sana
kau berlari
tanpa kata
sedang aku masih membeku dilepas pelukmu
pergilah sayang
temukan jalan itu
gapai cahaya itu
hanya saja semoga yang kau temui didepan sana bukanlah fatamorgana
karna aku disini ingin terus menunggumu
kembali membawaku pada jalan yang kau temui
tapi kini aku hanyalah sebongkah es yang telah beku saat dilepas pelukmu didinginnya malam
dan saat (jika) kau kembali nanti
aku tidak bisa pastikan apakah dinginnya malam masih membekukanku
sehingga aku masih menantimu menjadi pemeran utama dalam ceritaku
atau angin telah berhembus dan membawa kehangatan yang mencairkanku
dan semua tentangmu ikut lebur bersama kebekuan yang terus mencair
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H