Mohon tunggu...
Tisa Aisyatul Wahidah
Tisa Aisyatul Wahidah Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

S1 Perencanaan Wilayah dan Kota - UNEJ NIM : 191910501039

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pagelaran Seni Kolosal Mengembangkan Perekonomian Penataran

29 Oktober 2019   19:29 Diperbarui: 29 Oktober 2019   20:11 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Sebagai negara dengan kepulauan terbesar di dunia yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, Indonesia memiliki berbagai macam tempat pariwisata. Mulai dari wisata alam sampai wisata budayanya yang sudah terkenal hingga ke penjuru dunia. Pariwisata budaya tersebut telah diwariskan nenek moyang kepada bangsa Indonesia sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan mancanegara untuk berkunjung menikmati indahnya nusantara.

Salah satu sektor pariwisata yang diminati wisatawan mancanegara tertuju pada kebudayaan suatu bangsa. Contohnya saja Candi Penataran terletak di Desa Penataran, Kecamatan Nglegok, Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa Timur. Candi Penataran merupakan candi bercorak Hindu terluas dan termegah di Jawa Timur. Candi ini termasuk peninggalan kerajaan Kediri, Singosari, dan Majapahit yang berlokasi di lereng Gunung Kelud pada ketinggian 450 meter di atas permukaan laut. Dilihat dari peninggalan prasasti Palah, candi ini dibangun sekitar abad 1200 Masehi pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri kemudian diteruskan kembali pembangunannya pada masa pemerintahan Raja Majapahit, Wikramawardhana.    

Nama asli Candi Penataran sebenarnya adalah Candi Palah. Masyarakat lebih mengenalnya dengan nama Candi Penataran karena mungkin lokasinya berada di Desa Penataran. Dulunya candi ini pernah tidak terurus, dan akhirnya mulai dilirik pemerintah kemudian dirawat dan dibenahi sehingga Candi Penataran sekarang menjadi kompleks percandian terbesar di kawasan Jawa Timur.

Candi Penataran menjadi salah satu candi yang disukai raja Majapahit, Hayam Wuruk ketika melakukan perjalanannya berkeliling nusantara. Konon katanya Mahapatih Gajahmada juga pernah mengucapkan "Sumpah Palapa" di kawasan candi ini. Di relief Candi Penataran juga terukir beberapa kisah-kisah jaman dahulu yang mengandung nasehat. Mulai dari relief kisah Sri Tanjung hingga relief kisah Kresnayana dan Ramayana.  

Dibangunnya Candi Penataran sebenarnya digunakan sebagai tempat upacara pemujaan dalam menolak balak bahaya Gunung Kelud. Namun sekarang candi ini tidak hanya dijadikan tempat beribadah umat Hindu dan wisata, melainkan juga dimanfaatkan sebagai tempat pelaksanaan pagelaran seni. Kini pemerintah mulai gencar-gencarnya mengembangkan pariwisatanya melalui berbagai festival, pagelaran kesenian, maupun pameran-pameran kebudayaan. Salah satu contohnya yaitu Purnama Seruling Penataran (PSP) yang bertempat di Candi Penataran. 

Blitar tidak hanya dikenal sebagai kota tempat bersemayamnya Bung Karno melainkan juga disana terdapat Candi Penataran yang digunakan sebagai area terselenggaranya Purnama Seruling Penataran. Purnama Seruling Penataran pertama kali dibentuk tahun 2010 oleh Dewan Kesenian Kabupaten Blitar (DKKB). Dijuluki Purnama Seruling Penataran sebab pelaksanaan pagelaran seni ini bertepatan dengan malam bulan purnama. Pagelaran seni ini tidak hanya menampilkan kesenian lokal namun juga kesenian internasional dipertontonkan juga. 

Setiap tiga bulan sekali Purnama Seruling Penataran diadakan pemerintah Kabupaten Blitar dan selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat lokal Blitar, nusantara, serta mancanegara. Pelaksanaan Purnama Seruling Penataran selalu membawa  tema yang berbeda tiap tahunnya. Pada tahun 2019 ini tema yang diusung adalah persaudaraan dan perdamaian dunia. Pengisi acaranya tidak hanya berasal dari masyarakat lokal, tetapi para seniman mancanegara bisa berpartisipasi di pentas seni. Hal tersebut dilakukan Dewan Kesenian Kabupaten Blitar tidak lain bertujuan agar kesenian Indonesia maupun kesenian dunia bisa bergabung menjadi ajang pemersatu dunia.

Dengan adanya Purnama Seruling Penataran ini dapat memacu perekonomian masyarakat disekitarnya. Pemerintah pun mulai mengembangkan sarana dan prasarana agar pariwisata Candi Penataran dapat dengan mudah diakses para wisatawan. Wisatawan dari luar kota pun saling berbondong-bondong untuk melihat keindahan pagelaran seni Penataran ini. 

Potensi wisata yang bisa dikembangkan di Blitar sangat beragam sekali. Harus adanya sinergi kerja sama dari masyarakat dan pemerintah dalam pengembangan pariwisata. Dengan adanya pariwisata, ekonomi  masyarakat sekitar dapat lebih berkembang. Sektor formal dan sektor informal pun dapat mendukung adanya ekonomi suatu daerah. Purnama Seruling Penataran merupakan salah satu wisata budaya yang bisa dicontoh daerah-daerah lain dalam pengembangan pariwisata serta pengenalan sebuah kota itu sendiri agar lebih dikenal khususnya menjadi penarik minat para wisatawan asing. Diharapkan kedepannya pagelaran-pagelaran seperti ini terus ditunjukkan agar kebudayaan yang dimiliki Indonesia khususnya Blitar dapat tetap ada seiring berkembangnya jaman. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun