Mohon tunggu...
Tirza Yurita
Tirza Yurita Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Financial

Inklusi Keuangan: Pilar Penting Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia

3 November 2024   21:23 Diperbarui: 3 November 2024   21:34 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Inklusi keuangan menjadi pedoman dalam memastikan stabilitas ekonomi di Indonesia. Semakin luas akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal, maka semakin besar kontribusi inklusi keuangan terhadap terciptanya sistem keuangan yang lebih solid dan tangguh. Mengingat peran stabilitas keuangan dalam menciptakan perekonomian yang berkelanjutan, maka inklusi keuangan perlu ditinjau sebagai salah satu langkah strategis untuk memperkuat stabilitas sistem keuangan Indonesia. Di balik konsep ini, ada hubungan yang erat antara inklusi keuangan dan stabilitas yang mencakup aspek pengelolaan risiko dan diversifikasi kredit yang perlu digarisbawahi. Semakin banyaknya masyarakat yang memiliki akses ke layanan keuangan, maka kemungkinan besar akan terjadi kerentanan terhadap fluktuasi ekonomi. Inklusi keuangan juga memungkinkan bank untuk menyebarkan risiko kredit ke segmen pasar yang lebih luas, mulai dari usaha mikro hingga sektor informal. Akan tetapi, melalu diversifikasi yang efektif dapat mempermudah bank dalam mengelola risiko kredit. Hal ini mungkin terjadi ketika satu sektor mengalami penurunan dan tidak seluruh sistem perbankan akan terdampak.

Langkah untuk mendorong inklusi keuangan memang terlihat sederhana, tetapi sebenarnya memerlukan pendekatan yang lebih serius dan terarah. Karena inklusi keuangan seharusnya tidak hanya diperhatikan dari sisi perluasan aksesnya saja. Namun, perlu diperhatikan dari aspek kesiapan dalam menyiapkan infrastruktur dan regulasi yang memadai untuk mendukung inklusi keuangan. Misalnya terkait layanan keuangan digital, dalam hal ini kesiapan infrastruktur dan regulasi perlu ditingkatkan agar berpotensi menjangkau wilayah terpencil, selain itu juga diperlukan pengelolaan pengawasan yang ketat agar masyarakat terlindungi dari risiko penipuan dan keamanan datanya tetap terlindungi.

Inklusi keuangan yang efektif juga diperlukan untuk mengurangi potensi kredit macet atau non-performing loans (NPL) dalam sistem perbankan. Dengan melibatkan masyarakat dari berbagai sektor bank dapat menyeimbangkan portofolio kreditnya, sehingga tidak terlalu bergantung pada satu sektor tertentu. Misalnya, ketika sektor pertanian terkena dampak cuaca buruk, atau ketika sektor pariwisata melemah karena kondisi ekonomi global, risiko kredit macet dapat diatasi dengan adanya portofolio yang tersebar merata di sektor-sektor lain yang mungkin tidak terdampak langsung. Hal ini sangat relevan untuk menjaga stabilitas keuangan secara keseluruhan.

Meskipun kontribusi inklusi keuangan terhadap stabilitas sistem keuangan tampak jelas, tantangan dalam pelaksanaannya tidak boleh diabaikan begitu saja. Indonesia, sebagai negara kepulauan, menghadapi kendala geografis yang cukup besar dalam menyebarluaskan akses keuangan ke seluruh wilayahnya. Beberapa wilayah terpencil masih belum tersentuh oleh layanan keuangan formal. Namun, perkembangan teknologi finansial (fintech) menjadi angin segar dalam mempercepat proses inklusi keuangan di berbagai daerah. Fintech memungkinkan masyarakat di pelosok untuk mengakses layanan keuangan melalui perangkat seluler, sehingga memperluas jangkauan keuangan secara signifikan. Namun, regulasi yang mendukung fintech juga harus dikelola dengan baik agar tetap sesuai dengan standar keamanan yang ada. Di samping itu, seharusnya langkah strategis untuk mengoptimalkan inklusi keuangan perlu dilihat sebagai investasi jangka panjang. Hal ini dikarenakan, inklusi keuangan tidak hanya sebatas layanan keuangan formal akan tetapi juga mencakup literasi keuangan. Pemahaman masyarakat mengenai layanan perbankan, asuransi, dan investasi sangat penting agar inklusi keuangan dapat memberikan dampak positif bagi stabilitas keuangan jangka panjang. Tanpa literasi keuangan yang memadai, risiko penyalahgunaan atau salah paham dalam penggunaan layanan keuangan akan meningkat, yang pada akhirnya dapat mengancam stabilitas sistem keuangan.

Inklusi keuangan juga memiliki dampak sosial yang tak bisa diabaikan. Dengan memberikan akses keuangan yang lebih luas, kita sebenarnya menciptakan peluang bagi masyarakat untuk meningkatkan taraf hidup mereka. Orang-orang yang sebelumnya berada di luar sistem keuangan formal kini memiliki kesempatan untuk mengembangkan usaha kecil mereka, menabung untuk pendidikan anak-anak, dan merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik. Inklusi keuangan yang efektif mampu menggerakkan roda ekonomi dari bawah, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketimpangan. Pada akhirnya, ini berdampak pada peningkatan ekonomi yang lebih inklusif yang menjadi fondasi penting dalam menjaga stabilitas keuangan. Namun, upaya memperkuat inklusi keuangan juga harus diimbangi dengan pengawasan yang baik. Perlu dipastikan bahwa seluruh layanan keuangan, termasuk fintech dan bank digital, memenuhi standar keamanan yang tinggi agar masyarakat merasa aman dalam menggunakan layanan tersebut. Jika kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan formal meningkat, mereka akan lebih cenderung memanfaatkan layanan keuangan yang ada. Kepercayaan ini adalah modal besar dalam membangun stabilitas ekonomi nasional.

Pada dasarnya, inklusi keuangan merupakan solusi untuk memperkokoh ketahanan sistem keuangan di Indonesia. Namun hal ini bukanlah solusi yang instan, maka dari itu diperlukan komitmen dari pemerintah, lembaga keuangan, dan pihak swasta untuk bekerja sama menciptakan lingkungan yang mendukung inklusi keuangan sehat dan berkelanjutan. Kebijakan inklusi keuangan harus bersifat holistik, mencakup segala aspek mulai dari literasi hingga perlindungan konsumen. Dalam jangka panjang, Indonesia memiliki potensi besar untuk menciptakan sistem keuangan yang stabil melalui peningkatan inklusi keuangan. Dengan semakin banyaknya masyarakat yang terlibat dalam sistem keuangan formal, risiko konsentrasi kredit dapat diminimalkan, dan stabilitas keuangan nasional dapat terjaga. Sehingga inklusi keuangan bukan hanya tentang menyediakan akses, tetapi juga tentang menciptakan sistem yang inklusif, aman, dan berkelanjutan. Jika hal ini dapat tercapai, maka Indonesia akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk menghadapi tantangan ekonomi di masa depan dan stabilitas keuangan yang berkelanjutan dapat terjaga, sehingga kesejahteraan masyarakat dapat meningkat secara merata di seluruh wilayah indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun