Aku turun di perempatan gang
di ujung seekor kucing belang kurus kerontang
mengais tong sisa makanan
kuangkat dan menghanyutkannya
dalam arus comberan siang bolong
tak sempat berteriak,
ia tenggelam bersama kenangan kelahirannya
dua layangan putus
bola melambung memantul tembok gang
kuburan di samping berteriak anak-anak
Kupatahkan tiap waktu yang berteriak
dan kukuburkan bersama tangisanku
yang kesedihannya ingin segera kulenyapkan secepat mungkin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!