Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Di Dalam Diriku

4 Maret 2022   18:03 Diperbarui: 4 Maret 2022   18:05 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
source: flickr.com/Albert Huwa

Di dalam diriku itulah tempatmu tertidur
Istirahatlah dengan tenang
Jangan biasakan begadang setelah jam dua belas malam
Kau tidak tahu betapa banyak yang mengincar tubuh mudahmu,
Yang rentan tersiasati oleh sendawa asam, dan angin lapar tengah malam.

Di dekat jantungku ada selimut
kau gunakan menutupi tubuh lebammu
Setiap pagi kulumasi minyak pewangi hanya untuk malam ini
Disaat kau telah tumbang dan bersisik,
Dicampakkan oleh kebijakan pemerintah yang mabuk sentralisasi.

Aku redupkan lampu
Agar tak sulit memejamkan mata
Lalu tiap kali kau gelisah mengeja lelap,
Sepasang lengan tak berwujud mendekapmu hangat,
Meniupkan nafas rumput
Bernuansa terapis untuk kau hirup,
Semoga segala air mata yang tergenang di pelupukmu
Dapat kucium habis,
Agar kesedihan berubah wujud
Menjadi mimpi yang selalu kau lupakan
Saat kau terbangun membasuh muka.

Setiap jiwa yang rapuh, selalu dekat dengan kegelapan.
Dan kegelapan yang baik, selalu berdoa kewarasan batin.
Hindarilah ponsel detik ini,
Hindarilah segala gemerlap lintang bintang kota,
Demi tumbuhnya sepasang sayap di punggungmu,
Yang akan berwarna lentik lazuardi.

Maka kelak,
Terbanglah tinggi, percayalah kau yang terindah
Dan semua yang mengusikmu kini, tak akan menyakitimu.
Tinggalkan aku, pergi jauh
Tugasku adalah menjadikanmu juara
Setelah itu sempoyongan,
Kemudian mati.

Jangan berpikir kembali ke tubuhku
Kau ingin terbang seperti kupu-kupu, bukan?
Lantas ringankanlah bebanmu,
Jangan pikirkan aku,
Berpendarlah bersama awan putih itu
.
Aku senang kita semua bahagia.

Maret, 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun