Kata - kata berubah menjadi lanskap
Ada rindu berselimut pelangi bunga - bunga disisipkan
Menghasutmu membaur pada cendramata
Surat yang kau genggam
Kata - kata tumbuh menjadi pohon
Menghiasi bilik kamarmu yang
Sepi ditemani teman cahaya
Pelukan dari angin
Surat membawakanmu kekasih
Menjelma liris memeluk hati
Menarik senyum debu disekitar
Pelupuk jiwamu
Surat berganti dari hari
Menuju detik menuju
Menit. Menuju dingin
Waktu digital senyap
Mengiris kesadaran dari
Lahirnya detik pertama
Membengkak dua, satu :
Nol, nol
Lambaian biru pada jendela
Memaku mata mencoba menarik ketiadaan kata
Seolah kau ada disana
Namun tak ada disana.
Kau diam dan tak ada
disana atau tidak ada
Disana tetapi ada disana
Bolak balik jemari
Terperangkap terang gelap
Digital menggigitnya masuk
Ke dalam menyelam pada
Pencaharian melupakan
Barisan kata yang tercecer
Tak ter-urus pada nol, nol
nol
nol.
Lalu;
Foto tersemat kanvas ceritamu
Membiarkan mata terpaku oleh biru
Dan aku benci dongeng
Tentang surat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H