Bayanganmu jauh disorot matahari pagi,
Tak dapat kujangkau dengan mata yang ingin menari dengan
Bayanganmu yang asik bermain dengan tembok halaman
Akankah kita dipertemukan?
Melalui sinar dan asap terbakar di taman,
Kepada kicau - kicauanku tentangmu
Dan teras dipenuhi oleh laki - laki garang
Akankah wangimu dapat kucium seutas,
Apa yang tersematkan kepada bau hujan
Lalu kabut tebal, sesatkan aku
Berdarah - darah
Bayangmu yang manis yang kurindakan
Telah tersorot senja dan jaraknya telah
Semakin jauh,
Jauh
Haruskah bayangan yang menggenggam bayangan?
Apabila itu kulakukan,
Maka bayangmu telah menghilang
Dikaburkan malam
Menunggu fajar kembali,
Lalu kita bermain petak umpet
Yang sengsara
Makassar, 28 Oktober 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H