Mohon tunggu...
Tirta Adithiya nugraha
Tirta Adithiya nugraha Mohon Tunggu... Lainnya - sedikitpi mahanganggur

bercita - cita menjadi elit global dan penerbang roket

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Germo

30 Oktober 2020   18:35 Diperbarui: 30 Oktober 2020   18:41 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seorang anak telah kutinggalkan di
lemari kota,
kuselipkan di antara pakaian
dan jari jemari kakak
yang terbungkus rapih, kresek
hitam

Di dalam, ia terdiam
tak bersuara
kepalanya menatapku, bibirnya
merapat
kubelai dirinya dari rambut ke mata

dan kutanamkan perkusi
pada pandangannya
Lima ratus perak untuk hari ini,
kaleng berbunyi dan gaungkan di
sendi - sendinya
dan jangan berhenti bersenyum
kepada mereka

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun