Temper tantrum merupakan luapan emosi yang biasanya terjadi pada anak -- anak. Perilaku temper tantrum ini sering dimunculkan anak - anak usia dini saat berada pada kondisi -- kondisi tertentu.Â
Menurut Chaplin dalam (Syamsuddin, 2013) Temper tantrum merupakan suatu bentuk ledakan emosi kuat sekali, disertai rasa marah, serangan agresif, menangis, menjerit-jerit, menghentak-hentakkan kedua kaki dan tangan ke lantai atau tanah.
Salah satu faktor yang paling sering menyebabkan anak usia dini berperilaku temper tantrum yaitu rasa kecewa saat tidak mendapatkan yang diinginkan. Ketika tidak mendapatkan hal yang diinginkan, maka anak akan meluapkan emosinya, meledak-ledak bahkan tidak terkontrol dengan menangis, menjerit dan sebagainya. Perilaku temper tantrum sering muncul pada anak usia 15 bulan sampai 5 tahun.
Persoalan klasik yang timbul akibat anak yang sering tantrum, salah satunya adalah anak akan sulit mengendalikan dirinya. Bayangkan saja jika anak sulit mengendalikan dirinya sehingga selalu menggunakan emosi yang mengundang perhatian umum untuk mendapatkan hal yang diinginkannya, apakah harus dibiarkan? Tentu tidak boleh dibiarkan. Idealnya, anak akan tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang dapat mengendalikan emosi jika temper tantrumnya dapat ditangani dengan baik.
Tulisan ini tertuju kepada orang tua yang memiliki anak usia dini yang sering memunculkan perilaku temper tantrum. Jadi pertanyaan yang harus dijawab pada tulisan ini adalah bagaimana cara menangani temper tantrum pada anak. Hal ini penting karena dua hal. Pertama, jika perilaku temper tantrum anak dapat ditangani dengan baik maka anak akan cenderung bisa mengontrol emosinya sejak usia dini. Kedua, anak tidak akan memaksakan kehendaknya untuk mendapat sesuatu yang diinginkan.
Rina Eka dalam (Shanti, 2015) memaparkan cara menangani anak temper tantrum:
1) orang tua maupun pendidik dapat melakukan pencegahan dengan mengenali kebiasaan-kebiasaan anak dan mengetahui secara pasti kondisi pada saat akan timbul perilaku tantrum
2) pada saat terjadi tantrum, hendaknya orang tua atau pendidik tetap tenang dan berusaha menjaga emosinya
3) ketika perilaku tantrum telah berlalu, orang tua maupun pendidik jangan memberikan hukuman maupun pengukuhan tetapi berikanlah rasa aman kepada anak
 4) orang tua maupun pendidik dapat memberikan perhatian minimal pada kemarahan anak dan memastikan keamanan anak dan orang lain
5) jika kemarahan menyebabkan kekacauan, pindahkan anak dengan cepat ke daerah yang aman atau jauh dari anak-anak lain