Setiap individu akan mengalami perkembangan sepanjang masa hidupnnya. perkembangan bersifat sistematis, artinya perkembangan bersifat berkesinambungan dan terorganisir (Papalia dkk, 2009). Setiap individu akan tumbuh dan berkembang dengan kepribadian yang berbeda-beda. Kepribadian itu dibentuk dari keluarganya sendiri. Pola asuh keluarga terhadap anak erat kaitannya dengan tingkah laku anak pada masa yang akan datang. Setiap individu tumbuh dan berkembang dengan dua tipe kepribadian yaitu ekstrovert dan introvert, namun akan ada yang lebih mendominan.
Individu yang ekstrovert cenderung memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi, hal ini dikarenakan individu ekstrovert akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan kondisi yang dihadapinya (Wijaya, 2011). Sebaliknya jika anak tumbuh dengan kepribadian introvert yang mendominan tentu akan membuat ia sulit menyesuaikan diri sehingga akan cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah dalam kehidupan yang ia jalani.Â
Persoalan yang timbul akibat motivasi belajar yang rendah yaitu salah satunya menurunnya prestasi belajar anak tersebut. Bayangkan saja jika motivasi belajar si anak rendah, apakah prestasi belajarnya juga akan menurun? Tentu saja iya, karena motivasi belajar dan prestasi belajar selalu berkaitan erat dan hal ini tentu tidak boleh dibiarkan. Idealnya, prestasi belajar anak akan meningkat jika motivasi belajarnya pun tinggi.
Tulisan ini tertuju kepada semua orang tua yang memiliki anak, guru, individu yang berstatus sebagai anak, dan semua yang memiliki hubungan erat dengan lingkungan anak. Hal ini penting karena dua alasan. Pertama, motivasi belajar yang tinggi akan membuat anak cenderung mampu memiliki prestasi yang baik. Kedua, motivasi belajar yang tinggi akan membuat anak bekerja keras dan tekun untuk segala pembelajaran dalam hidupnya baik akademik maupun non akademik.
Cara meningkatkan motivasi belajar pada anak  menurut Abin Syamsudin M (1996) adalah mengidentifikasi beberapa indikatornya dalam tahap-tahap tertentu. Indikator motivasi antara lain:
1) Durasi kegiatan
2) Frekuensi kegiatan         Â
3) Presistensinya pada tujuan kegiatan
4) Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghadapi kegiatan dan kesulitan untuk mencapai tujuan
5) Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6) Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan